Tabanan (Antaranews Bali) - Bupati Tabanan, Bali Ni Putu Eka Wiryastuti menebarkan 15.000 ekor benih ikan nila di bekas galian batu bata milik masyarakat di kawasan Banjar Sema, desa dan kecamatan Kediri, sebagai upaya mengantisipasi berkembangnya jentik nyamuk.
Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti dalam nenebarkan benih ikan tersebut didampingi anggota DPRD setempat, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Tabanan dan tokoh masyarakat setempat, Rabu.
Penebaran benih ikan nila tersebut merupakan salah satu langkah jangka pendek dalam mengantisipasi berkembang biaknya jentik nyamuk menghindari munculnya kasus demam berdarah.
Bupati Eka mengharapkan, dengan adanya kegiatan tebar benih ini dapat mengurangi jentik nyamuk. Kesehatan dan keamanan warga menjadi hal utama yang harus dipikirkan dalam melakukan kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang.
Oleh sebab itu semua pihak harus bersama-sama menjaga lingkungan, sehingga lingkungan menjadi bersih, aman dan tidak membahayakan.
"Ini adalah salah satu fenomena alam, akibat hujan yang berkepanjangan. Karena hujan deras, bekas galian warga menjadi seperti danau buatan. Banyaknya jentik-jentik nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan adanya penyebaran ikan nila ini diharapkan dapat mengurangi jentik-jentik nyamuk, karena yang paling penting saat ini adalah kesehatan dan keamanan masyarakat," ujar Bupati Eka.
Bupati Eka menambahkan kegiatan jangka panjang menjadi hal penting dengan tetap mengacu pada kesehatan dan keamanan masyarakat.
Menurutnya rencana jangka panjang seperti penanaman berbagai jenis pepohonan dan penataan lingkungan sekitarnya segera diupayakan.
"Kita harus bisa membuat kawasan ini menjadi kawasan yang yang menarik, aman dan ke depannya menjadi tempat hiburan rakyat," harap Bupati Eka.
Untuk itu diperlukan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam galian sehingga dapat mencegah ha-hal yang tidak diinginkan seperti genangan air, kubangan bahkan terjadinya "danau buatan".
Baca juga: Bupati Tabanan ikuti rangkaian Pemlaspasan Tapakan
"Kalau kita menggali dampaknya akan ada gangguan estetika yang berhubungan dengan alam, jadi harus ada pemikiran atau standarisasi bagaimana setiap selesai galian dilakukan penataan kembali untuk mengembalikan ke struktur alam semula, kecuali mau dibuat fungsi lain," ujar Bupati Eka.
Sementara Perbekel Desa Kediri I Nyoman Poli menjelaskan, musim kemarau dan hujan yang terjadi selama dua tahun belakangan telah membuat tanah bekas galian warga itu menjadi "danau buatan".
"Lokasi tersebut merupakan tanah milik sejumlah warga setempat, yang merupakan bekas galian batu bata. Setelah melakukan diskusi dengan pemerintah melalui Dinas Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup kami sepakat untuk melakukan penebaran 15.000 ekor ikan nila untuk memutus siklus nyamuk," ujar I Nyoman Poli. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti dalam nenebarkan benih ikan tersebut didampingi anggota DPRD setempat, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Tabanan dan tokoh masyarakat setempat, Rabu.
Penebaran benih ikan nila tersebut merupakan salah satu langkah jangka pendek dalam mengantisipasi berkembang biaknya jentik nyamuk menghindari munculnya kasus demam berdarah.
Bupati Eka mengharapkan, dengan adanya kegiatan tebar benih ini dapat mengurangi jentik nyamuk. Kesehatan dan keamanan warga menjadi hal utama yang harus dipikirkan dalam melakukan kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang.
Oleh sebab itu semua pihak harus bersama-sama menjaga lingkungan, sehingga lingkungan menjadi bersih, aman dan tidak membahayakan.
"Ini adalah salah satu fenomena alam, akibat hujan yang berkepanjangan. Karena hujan deras, bekas galian warga menjadi seperti danau buatan. Banyaknya jentik-jentik nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit. Dengan adanya penyebaran ikan nila ini diharapkan dapat mengurangi jentik-jentik nyamuk, karena yang paling penting saat ini adalah kesehatan dan keamanan masyarakat," ujar Bupati Eka.
Bupati Eka menambahkan kegiatan jangka panjang menjadi hal penting dengan tetap mengacu pada kesehatan dan keamanan masyarakat.
Menurutnya rencana jangka panjang seperti penanaman berbagai jenis pepohonan dan penataan lingkungan sekitarnya segera diupayakan.
"Kita harus bisa membuat kawasan ini menjadi kawasan yang yang menarik, aman dan ke depannya menjadi tempat hiburan rakyat," harap Bupati Eka.
Untuk itu diperlukan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam galian sehingga dapat mencegah ha-hal yang tidak diinginkan seperti genangan air, kubangan bahkan terjadinya "danau buatan".
Baca juga: Bupati Tabanan ikuti rangkaian Pemlaspasan Tapakan
"Kalau kita menggali dampaknya akan ada gangguan estetika yang berhubungan dengan alam, jadi harus ada pemikiran atau standarisasi bagaimana setiap selesai galian dilakukan penataan kembali untuk mengembalikan ke struktur alam semula, kecuali mau dibuat fungsi lain," ujar Bupati Eka.
Sementara Perbekel Desa Kediri I Nyoman Poli menjelaskan, musim kemarau dan hujan yang terjadi selama dua tahun belakangan telah membuat tanah bekas galian warga itu menjadi "danau buatan".
"Lokasi tersebut merupakan tanah milik sejumlah warga setempat, yang merupakan bekas galian batu bata. Setelah melakukan diskusi dengan pemerintah melalui Dinas Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup kami sepakat untuk melakukan penebaran 15.000 ekor ikan nila untuk memutus siklus nyamuk," ujar I Nyoman Poli. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018