Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD) guna menyiapkan "Generasi Emas Indonesia" pada tahun 2045.
Bunda PAUD Kota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra di konfirmasi dari Denpasar, Minggu, mengatakan selain menyiapkan "Generasi Emas Indonesia" tahun 2045, juga menjamin anak usia lima hingga enam tahun mendapatkan layanan PAUD berkualitas.
"Oleh karena itu kami melakukan studi banding dengan PAUD yang telah terlebih dahulu mempersiapkan generasi emas tersebut. Salah satunya melakukan studi banding ke Malang, Jawa Timur," ujarnya.
Ia mengatakan kunjungan tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang praktek pelaksanan pengelolaan PAUD di Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina 1 Kota Malang. Selain itu juga untuk melihat dan mendapatkan berbagai model inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran di TK, serta mendapatkan contoh pengelolaan manajemen PAUD yang berkualitas sesuai dengan Gerakan Nasional PAUD berkualitas.
"Dengan kegiatan tersebut, perihal lain yang sudah dilaksanakan TK Negeri Pembina 1 Kota Malang terkait dengan pelaksanaan PAUD berkualitas bisa dilaksanakan di Kota Denpasar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah TK Negeri Pembina 1 Kota Malang Dra. Nurhayati, MPd mengucapkan terima kasih atas kunjungan IGTI Kota Denpasar.
Menurutnya dari 18 karakter yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yakni TK Negeri Pembina 1 Kota Malang menggunakan inovasi golongan karakter. Dalam golongan karakter tersebut ada empat karakter yang dilaksanakan yakni religius, nasionalisme, peduli lingkungan dan kedisiplinan.
"Dengan menggunakan inovasi golongan karakter TK ini meraih juara pertama lomba gugus depan dan juara II TK Widia Prakerti Nugraha tingkat Provins Jawa Timur," ujarnya.
Meski merupakan sekolah negeri, Nurhayati mengaku pengelolaan keuangannya dilakukan pihak sekolah sendiri. Sehingga bagi anak yang tidak mampu, maka pihak sekolah bisa memberikan keringanan sebesar 50 persen, namun harus memiliki surat keterangan dari rukun tetangga (RT).
"Sebagai pertanggungjawaban setiap tahun kami tetap melakukan pelaporan ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Selain itu sekolah ini juga menerima anak berkebutuhan khusus. Namun sekolah hanya untuk memberikan sosialisasi sedangkan untuk pendampingan, pembinaan dan terapi dilakukan oleh guru khusus (teacher shadow)," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Bunda PAUD Kota Denpasar, Ny. Selly Dharmawijaya Mantra di konfirmasi dari Denpasar, Minggu, mengatakan selain menyiapkan "Generasi Emas Indonesia" tahun 2045, juga menjamin anak usia lima hingga enam tahun mendapatkan layanan PAUD berkualitas.
"Oleh karena itu kami melakukan studi banding dengan PAUD yang telah terlebih dahulu mempersiapkan generasi emas tersebut. Salah satunya melakukan studi banding ke Malang, Jawa Timur," ujarnya.
Ia mengatakan kunjungan tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman tentang praktek pelaksanan pengelolaan PAUD di Taman Kanak-Kanak (TK) Negeri Pembina 1 Kota Malang. Selain itu juga untuk melihat dan mendapatkan berbagai model inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran di TK, serta mendapatkan contoh pengelolaan manajemen PAUD yang berkualitas sesuai dengan Gerakan Nasional PAUD berkualitas.
"Dengan kegiatan tersebut, perihal lain yang sudah dilaksanakan TK Negeri Pembina 1 Kota Malang terkait dengan pelaksanaan PAUD berkualitas bisa dilaksanakan di Kota Denpasar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah TK Negeri Pembina 1 Kota Malang Dra. Nurhayati, MPd mengucapkan terima kasih atas kunjungan IGTI Kota Denpasar.
Menurutnya dari 18 karakter yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yakni TK Negeri Pembina 1 Kota Malang menggunakan inovasi golongan karakter. Dalam golongan karakter tersebut ada empat karakter yang dilaksanakan yakni religius, nasionalisme, peduli lingkungan dan kedisiplinan.
"Dengan menggunakan inovasi golongan karakter TK ini meraih juara pertama lomba gugus depan dan juara II TK Widia Prakerti Nugraha tingkat Provins Jawa Timur," ujarnya.
Meski merupakan sekolah negeri, Nurhayati mengaku pengelolaan keuangannya dilakukan pihak sekolah sendiri. Sehingga bagi anak yang tidak mampu, maka pihak sekolah bisa memberikan keringanan sebesar 50 persen, namun harus memiliki surat keterangan dari rukun tetangga (RT).
"Sebagai pertanggungjawaban setiap tahun kami tetap melakukan pelaporan ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Selain itu sekolah ini juga menerima anak berkebutuhan khusus. Namun sekolah hanya untuk memberikan sosialisasi sedangkan untuk pendampingan, pembinaan dan terapi dilakukan oleh guru khusus (teacher shadow)," katanya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018