Denpasar (Antaranews Bali) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar, Bali, memiliki program kerja dalam memberikan motivasi kepada para perajin untuk meningkatkan kualitas produksi.
"Kami terus melakukan pemantauan dan evaluasi secara rutin terhadap para perajin dalam meningkatkan daya saing produksi," kata Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan dalam pemantauan dan evaluasi kali ini, pihaknya mengunjungi perajin tenun ikat "Surface Desain Endek". Produksi ini cukup laku di pasaran dan menjadi daya saing dengan kerajinan lainnya.
"Produk perajin Denpasar memiliki ciri khas, tidak saja pada tenun ikat endek, namun juga berbagai produk aksesoris perak, hingga produk kreatif interior rumah tangga, hotel dan vila. Tentu langkah ini terus kami dorong," ucapnya.
Ny. Selly Mantra lebih lanjut mengatakan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi menjadi agenda rutin Dekranasda Denpasar dalam meningkatkan bersama daya saing produk perajin setempat.
"Kami komitmen dalam pengembangan produk perajin Denpasar, di samping kami mendukung dengan kegiatan rutin berpameran dalam mempromosikan produk," ujarnya.
Ia mengharapkan dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi mampu bersama-sama mencari solusi dan memotivasi dalam meningkatkan daya saing produk perajin Denpasar.
Sementara itu, Anak Agung Indra Dwipayani, pemilik bisnis pakaian Agung Bali Collection mengatakan tenun ikat dan songket berbahan katun ditambah sentuhan "surface desain" yang menonjolkan motif kain serta tambahan ornamen emas dan prada dengan teknik canting pijat sangat baik digunakan untuk berbagai kebutuhan pakaian jadi.
Indra Dwipayana mengaku tehnik baru untuk menambahkan ornamen di atas permukaan endek, dan model ini hanya ada di tempatnya. Kisaran harga endek yang dijual Rp150 ribu hingga Rp350 ribu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami terus melakukan pemantauan dan evaluasi secara rutin terhadap para perajin dalam meningkatkan daya saing produksi," kata Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan dalam pemantauan dan evaluasi kali ini, pihaknya mengunjungi perajin tenun ikat "Surface Desain Endek". Produksi ini cukup laku di pasaran dan menjadi daya saing dengan kerajinan lainnya.
"Produk perajin Denpasar memiliki ciri khas, tidak saja pada tenun ikat endek, namun juga berbagai produk aksesoris perak, hingga produk kreatif interior rumah tangga, hotel dan vila. Tentu langkah ini terus kami dorong," ucapnya.
Ny. Selly Mantra lebih lanjut mengatakan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi menjadi agenda rutin Dekranasda Denpasar dalam meningkatkan bersama daya saing produk perajin setempat.
"Kami komitmen dalam pengembangan produk perajin Denpasar, di samping kami mendukung dengan kegiatan rutin berpameran dalam mempromosikan produk," ujarnya.
Ia mengharapkan dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi mampu bersama-sama mencari solusi dan memotivasi dalam meningkatkan daya saing produk perajin Denpasar.
Sementara itu, Anak Agung Indra Dwipayani, pemilik bisnis pakaian Agung Bali Collection mengatakan tenun ikat dan songket berbahan katun ditambah sentuhan "surface desain" yang menonjolkan motif kain serta tambahan ornamen emas dan prada dengan teknik canting pijat sangat baik digunakan untuk berbagai kebutuhan pakaian jadi.
Indra Dwipayana mengaku tehnik baru untuk menambahkan ornamen di atas permukaan endek, dan model ini hanya ada di tempatnya. Kisaran harga endek yang dijual Rp150 ribu hingga Rp350 ribu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018