Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Pendidikan Provinsi Bali menyatakan semua SMA/SMK di delapan kabupaten/kota di Pulau Dewata, siap untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk tahun ajaran 2017/2018.

"Kecuali untuk Kabupaten Karangasem, bahkan Kepala Dinas Pendidikannya sudah menyatakan tidak akan menggunakan UNBK karena terlalu berisiko di tengah kondisi erupsi Gunung Agung," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, di Denpasar, Rabu.

Pihaknya juga tidak mau memaksakan SMA/SMK di Kabupaten Karangasem untuk melaksanakan UNBK di tengah kondisi erupsi Gunung Agung yang tidak bisa dipastikan kapan datangnya.

"Karena terlalu berisiko, tiba-tiba terjadi erupsi `kan kita tidak tahu, ke mana anak-anak itu nanti? Berat juga, apa mereka harus gagal mengikuti UN gara-gara erupsi," ucapnya mempertanyakan.

Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem memilih untuk melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNPK). Menurut TIA, kalau terjadi erupsi, dan siswa kembali harus menyebar karena mengungsi, maka Ujian Nasional masih tetap bisa dilakukan dengan UNPK.

Saat ini, pihaknya masih mengkompilasi jumlah siswa SMA/SMK yang akan mengikuti Ujian Nasional pada April 2018 itu.

"Yang jelas, kalau SMA/SMK di delapan kabupaten/kota yang lain, sudah siap 100 persen untuk mengikuti UNBK, baik itu sekolah yang berstatus negeri maupun swasta," ujar TIA.

SMA/SMK di delapan kabupaten/kota di Bali menjadi lebih siap melaksanakan UNBK karena jadwal UN antara siswa SMA dan SMK untuk tahun ini jadwalnya tidak bersamaan, sehingga mereka bisa saling pinjam komputer.

Pelaksanaan UN untuk jenjang SMK dijadwalkan pada 2-5 April 2018, sedangkan untuk SMA/ MA pada 9 - 12 April 2018.

Mantan Kepala Badan Diklat Provinsi Bali itu menambahkan, untuk mata pelajaran yang diujikan dalam UN tahun ini masih sama seperti tahun lalu. Hanya ada perbedaan dari bentuk soal, karena kini ada tambahan soal esai khusus untuk mata pelajaran Matematika.

Selain UN, siswa SMA/SMK tahun ini juga tetap mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang mengujikan seluruh mata pelajaran, kecuali muatan lokal, yang 20-25 persen komposisi soalnya dibuat oleh pemerintah pusat.

"Sisanya dibuat oleh tim dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran Provinsi Bali," ujarnya sembari menambahkan bahwa sama dengan tahun sebelumnya UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan siswa. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018