Negara (Antara Bali) - Tiga warga Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali, harus menjalani perawatan intensif  di rumah sakit setempat, setelah mengkonsumsi jamu yang dibelinya di sebuah depot yang khusus menjual jamu di pasar.

Ketiga warga tersebut masing-masing Nengah Darmawan, Ida Kade Nerden dan Komang Gablor, demikian informasi yang dihimpun ANTARA di Negara, Rabu.

Ketiga korban membeli jamu dan mengkonsumsinya pada Senin malam (18/7). Ida Bagus Ode, menantu dari Ida Kade Nerden menjelaskan,  beberapa jam setelah minum jamu, mertuanya merasa mukanya panas.

"Tidak berapa lama kemudian yang bersangkutan merasa pusing seperti orang kehilangan ingatan," katanya.

Menurut Ode, laki-laki berusia sekitar 60 tahun asal Banjar Anyar, Desa Batu Agung, Kecamatan Jembrana tersebut, kondisinya sampai lupa dengan namanya sendiri.

Karena melihat kondisinya cukup kritis, akhirnya pihak keluarga langsung membawanya ke Rumah Sakit Dharma Sentana, Negara.

Nerden sendiri yang mulai sadar saat ditanya mengatakan, dirinya sering minum jamu di depot tersebut dan baru kali ini terjadi reaksi seperti itu.

Sedangkan Darmawan mengalami gejala yang lebih parah lagi usai minum jamu dan pulang ke rumahnya di Dusun Baluk II, Desa Baluk, Kecamatan Negara.

Menurut Astikayasa, tetangganya, Darmawan sampai tidak bisa ngomong apa-apa atau gagu.

Dari penelusuran yang dilakukan, ternyata ia juga habis minum jamu di tempat yang sama dengan Nerden.

Tapi, istrinya yang juga ikut minum jamu penghilang gatal tidak mengalami gejala seperti Darmawan.

Gejala yang kurang lebih sama juga dialami oleh Komang Gablor, warga Dusun Tegalasih, Desa Batu Agung, namun ia hanya rawat jalan  di rumah sakit.

Ketiga orang ini diketahui minum jamu berlainan namun rata-rata jamu untuk memperkuat stamina.

Oleh pedagang, jamu tersebut ditambahi dengan tiga butir kapsul yang masih belum diketahui jenisnya.

Sebelumnya dari informasi masyarakat menyebutkan, ada seorang warga Batu Agung yang ditemukan tergeletak di taman Kota Negara.

Setelah sadar dan ditanyai, laki-laki ini mengaku juga habis minum jamu di lokasi yang sama dengan Nerden, Darmawan dan Gablor.

Kepala Dinas Kesehatan Dan Kesos Jembrana, dr Putu Suasta, MKes saat dikonfirmasi mengaku, dirinya baru mendengar adanya kejadian ini.

"Mungkin pihak rumah sakit menganggap kejadian ini tidak massal sehingga tidak melapor ke kami," katanya.

Melihat awal mula kejadian, Suasta menduga, pedagang mencampur jamu dengan obat-obatan medis.

"Mencampur jamu dengan obat medis itu tidak boleh, karena bisa menimbulkan reaksi negatif bagi tubuh. Apalagi dagang jamunya pasti tidak tahu dosis yang tepat," ujarnya.

Menurut Suasta, reaksinya akan lebih berbahaya lagi jika yang dicampur adalah jamu yang berkaitan dengan obat kuat.

Ia mengaku, dokter tidak berani sembarangan saat memberikan obat kuat kepada pasiennya.

"Memang ada yang tidak apa-apa setelah minum jamu itu, tapi daya tahan tubuh kan beda-beda. Saat daya tahan sedang tidak baik, pasti muncul dampak negatif," ujarnya.

Sebagai tindaklanjut, Suasta memerintahkan anak buahnya untuk melakukan pengecekan termasuk ke pedagang jamu bersangkutan.

"Kalau ada pelanggaran hukum itu urusan polisi, yang jelas kami akan lakukan pembinaan kepada pedagang jamu bersangkutan agar tidak lagi mencampur jamu dengan obat-obatan medis," tegas Suasta.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011