Denpasar (Antaranews Bali) - Panitia Festival Rurung Peliatan mengharapkan kegiatan seni dan tradisi yang akan digelar dari 22-24 Desember 2017 di Pura Beji Belong, Desa Peliatan, Kabupaten Gianyar, dapat menjadi sarana untuk mempererat komunikasi generasi muda.

"Rurung memiliki makna bukan hanya sebagai jalan, namun lebih dari itu `rurung` berperan sebagai tempat atau jalan untuk mempertemukan rasa, hati dan pikiran," kata Ketua Panitia Festival Rurung Peliatan I Wayan Sudiarsa alias Pacet, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, festival tersebut sebagai salah satu ide kreatif untuk menyamakan komunikasi ala tempo dulu, yang masyarakatnya menjalin hubungan begitu erat dan rekat.

"Interaksi sosial terjadi dalam suasananya yang cair dan juga nyaman untuk berbagi segala hal dan tidak jarang ide-ide hebat tercetus di dalamnya. Rurung juga sebagai jalan untuk membangun kerja sama dan juga menjembatani komunikasi dari generasi ke generasi," ucap Pacet.

Festival Rurung Peliatan mengangkat tema besar "Maha Hrdaya Darani" yang mengandung makna kemenangan besar dalam hati. Penentuan tema ini juga dijadikan sebagai sebuah doa, yang harapannya adalah setiap orang memiliki dan mengekspresikan kemurnian hati, kejujuran dalam mendambakan keharmonisan, kedamaian dan keindahan.

"Selain itu, juga sebagai sebuah semangat persatuan, dan juga semangat merawat tunas peradaban (generasi muda) untuk sama-sama kita berekspresi dalam memaknai kemerdekaan dalam hati yang tanpa batas, namun diikat oleh moral dan etika," ujar Pacet.

Dalam tiga hari penyelenggaraan, setiap harinya diangkat tema-tema kecil yang berbeda yakni hari pertama mengambil tema Malam Tradisi, hari kedua mengambil tema Malam Modern, dan hari ketiga mengambil tema Malam Kontemporer.

Dalam Festival Rurung Peliatan akan diisi sejumlah kegiatan seperti mengukir tebing, pagelaran seni, permainan tradisional, wokshop tentang budaya, baleganjur, tektekan, band akustikan, gamelan kontemporer, dan puncaknya akan menghadirkan musik kolaborasi (Penggak Men Mersi, Gung Bona Alit, Palawara, Cahya Art- GSGS).

"Intinya konsep festival ini awalnya bukan untuk kebutuhan pariwisata, melainkan lebih pada untuk merekatkan hubungan masyarakat desa, membangkitkan komunikasi seperti yang dulu, sehingga masyarakat lebih mengenal lingkungannya," kata Pacet.

Sementara itu, Wayan Eka Budiayasa mewakili Karang Taruna Desa Peliatan mengapresiasi adanya festival tersebut. "Kami antusias menghelat Festival Rurung ini, sebagai upaya membangkitkan kembali pemberdayaan generasi muda," ucap Eka.

Eka menambahkan, dalam festival tersebut akan dihadirkan para pedagang tradisional yang khas di Peliatan. "Ada makanan topot, jajan sagon dan sebagainya akan bisa dinikmati, begitupun kegiatan anak-anak akan mengisi berbagai kegiatan, mulai permainan dan pagelaran," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017