Negara (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Jembrana mendorong petani di wilayahnya untuk membuka tour agro wisata di kebun masing-masing, sehingga memberikan nilai tambah ekonomi.

"Kebun kakao bisa dikemas menjadi agro wisata. Di tempat lain, wisata baru sebatas produk turunan kakao seperti pengolahan komoditi pertanian ini menjadi produk cokelat," kata Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, saat membuka pelatihan petani kakao di Negara, Kamis.

Ia mengatakan, petani Jembrana bisa mengajak pengunjung untuk melihat pembibitan, menanam hingga proses fermentasinya, sebelum kakao dikirim ke pabrik.

Menurutnya, dengan kualitas kakao fermentasi Jembrana yang sudah mendapatkan sertifikat internasional, serta alam kebun yang indah, agro wisata sangat mungkin dilakukan.

Khusus untuk produksi kakao, ia mengingatkan petani untuk mempertahankan kualitas yang sudah diakui secara nasional maupun internasional, sehingga pemasaran kakao fermentasi Jembrana bisa sampai ke Perancis dan Jepang.

"Tahun ini petani Jembrana bisa mengirim 55 ton biji cokelat, untuk tahun depan harus ditingkatkan demikian juga pasaran internasional tidak hanya Perancis dan Jepang, tapi harus merambah negara lainnya," katanya.

Ia mengatakan, untuk mencapai kualitas seperti saat ini, Pemkab Jembrana bersama Yayasan Kalimajari dan Koperasi Kerta Samaya Samaniya sudah merintisnya sejak tahun 2011.

Karena terbukti bisa menjadi komoditi pertanian unggulan, ia berharap, semua pihak termasuk perbankan membantu melestarikan kakao di Kabupaten Jembrana.

Direktur Yayasan Kalimjari Agung Widi mengatakan, pihaknya mendampingi petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya lewat program kakao lestari.

Namun sayangnya, katanya, sampai saat ini dari 138 subak (kelompok petani khas Bali) yang ada di Kabupaten Jembrana baru 38 subak yang mengikuti program tersebut.

"Padahal potensi kakao di Jembrana luar biasa, dibuktikan dengan penghargaan maupun pengakuan dari dunia internasional," katanya.

Selain sistem tanam dan pemeliharaan, ia mengatakan, petani kakao juga dilatih tidak hanya menjual biji coklat tapi juga produk turunannya yang bisa dikonsumsi.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017