Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menandatangani surat pernyataan kehendak (letter of intent) dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang, untuk menjalin kerja sama dalam sistem pembangkit listrik, penggilingan beras dan pengelolaan lingkungan hidup.

"Saya merasa harus datang ke Toyama, salah satu kota masa depan yang memperhatikan lingkungan. Sama dengan Bali sendiri pulau kecil yang harus dijaga kelestariannya," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika di sela-sela penandatanganan kerja sama tersebut di Denpasar, Selasa.

Surat itu ditandatangani oleh Gubernur Bali dan Wali Kota Toyama Mori Masashi di ruang kerja Gubernur Bali, di Denpasar.

Kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang telah dilakukan JICA dan Kota Toyama dengan Kementerian ESDM RI yaitu memberikan bantuan teknis pembangkit mikro hidro di Subak Jatiluwih, Kabupaten Tabanan. Peletakan batu pertama pembangunan mikro hidro telah dilaksanakan pada 9 Mei dan diresmikan pada 27 November 2017

Dalam kesempatan itu, Pastika memberikan apresiasi atas kerja sama yang telah dilakukan karena sejalan dengan program Pemprov Bali melalui Bali Mandara.

"Visi Bali Mandara itu adalah seperti di Jepang. Karena kami tahu sangat maju teknologinya, tetapi masyarakat masih pegang tradisinya. Mereka masih sangat sopan dan menghargai orang tua. Banyak negara lain dengan teknologi maju sudah kehilangan keramahtamahannya. Karena itu kami ingin menjalin kerja sama dengan Jepang," kata Pastika.

Sebelumnya, Bali sudah menjadi "sister city" dengan Kota Komamoto dengan kerja sama dalam bidang pendidikan, pertanian, dan peternakan.

Pastika berharap kerja sama ini juga akan terus ditingkatkan lagi. Termasuk kerja sama dalam menangani kebencanaan, salah satu hal yang harus belajar dari Jepang dalam menangani kebencanaan.

"Karena Bali juga berada di jalur Cincin Api yang harus siap menghadapi tsunami dan gunung meletus," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017