Denpasar (Antara Bali) - Komoditas unggulan cokelat (kakao) yang dihasilkan Koperasi Kerta Semaya Samania , Kabupaten Jembrana, Bali, berhasil menyabet penghargaan cokelat dunia dari "Cocoa Exellence 2017".

"Penghargaan yang diterima oleh kelompok petani Koperasi Kerta Semaya Samania adalah pengakuan dari sertifikasi dunia bidang kakao. Untuk memperoleh penghargaan tersebut ada kreteria tertentu oleh pihak penyelenggara ajang `Cocoa Exellence`," kata Direktur Yayasan Kalimajari Denpasar Agung Widiastuti di Pakutatan, Jembrana, Bali, Sabtu.

Widiastuti selaku pendamping Koperasi Kerta Semaya Samania mengatakan penghargaan "Cocoa Exellence 2017" merupakan ajang bergengsi dalam sektor perkebunan cokelat, salah satu untuk menjadi peserta adalah biji cokelat memiliki kekhasan. Dan cokelat asal Jembrana kekhasan itu ada pada aromanya. Sehingga pihak koperasi pun mengirimkan sampel cokelat ke pihak panitia penyelenggara penghargaan tersebut.

"Peserta ajang tersebut diikuti dari 66 negara di dunia dengan 166 sampel coklat. Sampel coklat dari Jembrana masuk lima puluh besar, sehingga berhak menyabet penghargaan tersebut," ujarnya.

Ia menjelaskan, kelompok tani coklat yang tergabung dalam Koperasi Kerta Semaya Samania saat ini berjumlah 35 subak abian (kelompok tani tradisional Bali) dengan anggota 558 petani. Sedangkan luas lahan perkebunan mencapai 600 hektare lebih. Waktu mengirim sampel itu menggunakan coklat milik petani Made Sugandi. Namun yang mendaftarkan adalah pihak koperasi ke panitia tersebut.

"Kelebihan coklat di Kabupaten Jembrana dari hasil penelitian memiliki kekhasan, yakni pada aroma, buah, bunga, rempah dan madu. Ini bisa terjadi karena penanaman coklat tersebut juga ditentukan dari kontur tanah, termasuk juga sistem tumpang sari," ucapnya.

Menurut Widiastuti, tanaman coklat memerlukan penaung atau pelindung dari tanaman lain. Maka dari itu, petani coklat di Jembrana menggunakan sistem tumpang sari.

"Jadi, penerapan tumpang sari ini yang menjadi salah satu coklat Jembrana memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan coklat daerah lainnya. Sebab dengan sistem tumpang sari, salah satu menyebabkan coklat Jembrana memiliki ciri khas. sebab di dalam kebun coklat petani menanam pohon pisang, kelapa, termasuk juga petani membuat kotak rumah lebah," ucapnya.

Widiastuti mengatakan petani yang tergabung dalam koperasi ini pendapatannya sudah ada peningkatan dibanding enam tahun lalu sebelum ada pendampingan dari Yayasan Kalimajari.

"Kami terus melakukan sosialisasi dan memotivasi para petani agar mampu menghasilkan biji coklat berkualitas. Tujuan dari yayasan kami tidak semata-mata meningkatkan kualitas coklat, tetapi bagaimana upaya melestarikan coklat ini untuk generasi selanjutnya di Jembrana," ucap wanita asal Desa Sangeh, Kabupaten Badung.

Ia mengatakan hasil petani coklat sekarang sudah ada peningkatan, baik dari jumlah maupun kualitas untuk siap di ekspor di pasar dunia. Terlebih saat ini sudah ada kerja sama dengan pembeli dari luar negeri.

"Kerja sama dan pendampingan dari salah satu perusahaan Valrhona asal Perancis akan semakin menggairahkan petani coklat. Karena perusahaan ini ke depan mengharapkan lebih banyak bisa mengambil biji kopi permentasi Jembrana. Ini kita buktikan komitmen perusahaan Perancis mengajak sejumlah koki (chef) hotel berbintang dari Jakarta dan Bali melihat langsung perkebunan petani coklat di Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan," katanya.

Sementara itu, seorang petani coklat asal Pulukan, Ketut Sukarta mengaku dengan pendampingan dari Yayasan Kalimajari petani di sini semakin bergairah, sebab dahulu pembeli coklat hanya mengandalkan dari tengkulak yang harganya sangat jauh dibanding sekarang di beli oleh Koperasi Kerta Semaya Samania.

"Saya selaku petani mengucapkan terima kasih atas pendampingan dari Yayasan Kalimajari. Berkat pendampingan tersebut koperasi kami sekarang maju, dan bisa bekerja sama dengan perusahaan yang memasok coklat, salah satunya dengan Valrhona dari Perancis," katanya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017