Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata mengharapkan tenaga pemasaran dan penjualan di bidang perhotelan melahirkan inovasi untuk memasarkan pariwisata Indonesia sehingga menarik kunjungan wisatawan mancanegara di tengah era digitalisasi.

"Dalam transformasi menuju digital, cara konvensional masih sangat penting," kata Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana setelah menjadi pembicara pada pertemuan profesi bidang pemasaran dan penjualan atau "Sales and Marketing Summit 2017" di Denpasar, Jumat.

Menurut Pitana, terobosan dengan digitalisasi dalam berpromosi memang merupakan keharusan dalam era milenial saat ini yang serba cepat dan praktis.

Namun digitalisasi dalam pemasaran dan penjualan, kata dia, bukan merupakan cara satu-satunya karena pemasaran khususnya pariwisata dan perhotelan memerlukan komunikasi dan pendekatan yang intensif untuk merebut pasar.

Masifnya perkembangan teknologi informasi juga melahirkan wadah baru dalam sistem pemesanan kamar hotel melalui agen perjalanan dalam jaringan atau "online travel agent" (OTA) yang kini banyak bermunculan.

Sifatnya yang praktis, cepat dan mudah membuat wadah baru itu banyak diburu wisatawan yang akan berkunjungan ke sebuah destinasi wisata.

"Agen perjalanan wisata `online` itu sesuatu yang tidak bisa ditolak karena dia memberi banyak manfaat ke pelanggan karena lebih murah, nyaman dan gampang dalam melacak kalau terjadi sesuatu," imbuh Pitana.

Dia mengharapkan agar cara tersebut harus diatur dalam aturan yang jelas khususnya menyangkut izin, perpajakan dan kontrol sehingga OTA itu juga berkontribusi bagi pemasukan negara.

Pitana menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan tenaga pemasaran dan penjualan bidang perhotelan di Indonesia pertama kali yang digelar Komunitas Profesi Pemasaran dan Penjualan Perhotelan di Bali (Bascomm).

Ia mengharapkan pemerintah mendapatkan masukan dari pertemuan tersebut karena disuarakan langsung oleh pelaku di lapangan. Begitu pula Bascomm yang mengharapkan adanya masukan dalam pengembangan pemasaran dan penjualan bidang perhotelan.

Penasehat Bascomm Gufron mengatakan pihaknya harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini yakni tidak ketinggalan memanfaatkan teknologi seperti melalui media sosial untuk melakukan pemasaran.

Pergeseran pasar dari cara konvensional menjadi "online" khususnya dalam hal pemesanan kamar hotel saat ini dinilai menjadi tren marak yang tidak terpisahkan dari karakter wisatawan.

"Kami tidak bisa menghindari tantangan baru itu. Teknologi dan sistem itu wajib hukumnnya diikuti jika mau eksis, hanya sistem saja yang berubah, selebihnya tidak jadi masalah," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017