Denpasar (Antara Bali) - Harga berbagai perlengkapan upacara atau ritual keagamaan umat Hindu di Bali, salah satunya janur, meningkat cukup signifikan menjelang hari Galungan yang jatuh Rabu (6/7).
"Harga janur naik sekitar 50 persen menjelang Hari Raya Galungan," kata Ayu Komang Sutriani, salah seorang pedagang perlengkapan upacara keagamaan di Pasar Badung Denpasar, Bali, Minggu.
Kenaikan harga itu sudah terjadi sejak Rabu (29/6). Saat ini harga janur sekitar Rp25.000 per ikat, sebelumnya sekitar Rp15.000.
Meski harga naik, tambah dia, namun belakangan tidak pernah sepi pembeli. Para pembeli sampai sekarang terus berdatangan.
Karena banyaknya pembeli yang datang, membuat dia harus menambah persediaan janur yang dijual dari hari biasanya.
Kalau hari biasa persediaan janur sekitar 200 ikat, tapi sejak beberapa hari terakhir jumlah persediaan ditambah dua kali lipat menjadi 400 ikat.
Komang mengatakan, terkadang jumlah tersebut kurang, sebab hanya dalam waktu setengah hari saja janur yang tersedia sudah habis terjual.
Hal itu membawa berkah tersendiri baginya dan para pedagang yang lain, karena omset penjualan meningkat cukup tinggi sejak menjelang Hari Suci Galungan.
Dijelaskan, omset penjualan yang bisa diraihnya mencapai Rp2 juta-Rp3 juta setiap harinya. Jumlah tersebut jauh dari pendapatan pada hari biasa yang berkisar di bawah Rp1 juta.
Sementara Intan Wayan Ayu, pedagang lainnya mengatakan, penyebab naiknya harga janur karena begitu banyaknya permintaan akan barang tersebut, sedangkan jumlah persediaannya terkadang tidak mencukupi.
"Sebab biasanya janur-janur yang biasanya dijual di Pasar Badung didatangkan dari luar Jawa timur melalui Kabupaten Jembrana," katanya.
Namun setelah hari raya biasanya harga janur kembali normal, ucapnya, bahkan terkadang juga menurun.
Selain janur, harga-harga perlengkapan upacara keagamaan lainnya juga mengalami kenaikan namun tidak sebesar janur.
Beberapa perlengkapan upacara yang mengalami kenaikan itu selain janur adalah bambu dan asesoris "penjor" yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah tergantung bentuknya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Harga janur naik sekitar 50 persen menjelang Hari Raya Galungan," kata Ayu Komang Sutriani, salah seorang pedagang perlengkapan upacara keagamaan di Pasar Badung Denpasar, Bali, Minggu.
Kenaikan harga itu sudah terjadi sejak Rabu (29/6). Saat ini harga janur sekitar Rp25.000 per ikat, sebelumnya sekitar Rp15.000.
Meski harga naik, tambah dia, namun belakangan tidak pernah sepi pembeli. Para pembeli sampai sekarang terus berdatangan.
Karena banyaknya pembeli yang datang, membuat dia harus menambah persediaan janur yang dijual dari hari biasanya.
Kalau hari biasa persediaan janur sekitar 200 ikat, tapi sejak beberapa hari terakhir jumlah persediaan ditambah dua kali lipat menjadi 400 ikat.
Komang mengatakan, terkadang jumlah tersebut kurang, sebab hanya dalam waktu setengah hari saja janur yang tersedia sudah habis terjual.
Hal itu membawa berkah tersendiri baginya dan para pedagang yang lain, karena omset penjualan meningkat cukup tinggi sejak menjelang Hari Suci Galungan.
Dijelaskan, omset penjualan yang bisa diraihnya mencapai Rp2 juta-Rp3 juta setiap harinya. Jumlah tersebut jauh dari pendapatan pada hari biasa yang berkisar di bawah Rp1 juta.
Sementara Intan Wayan Ayu, pedagang lainnya mengatakan, penyebab naiknya harga janur karena begitu banyaknya permintaan akan barang tersebut, sedangkan jumlah persediaannya terkadang tidak mencukupi.
"Sebab biasanya janur-janur yang biasanya dijual di Pasar Badung didatangkan dari luar Jawa timur melalui Kabupaten Jembrana," katanya.
Namun setelah hari raya biasanya harga janur kembali normal, ucapnya, bahkan terkadang juga menurun.
Selain janur, harga-harga perlengkapan upacara keagamaan lainnya juga mengalami kenaikan namun tidak sebesar janur.
Beberapa perlengkapan upacara yang mengalami kenaikan itu selain janur adalah bambu dan asesoris "penjor" yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah tergantung bentuknya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011