Kuta (Antara Bali) - Anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mengusulkan supaya kebudayaan memiliki kementerian tersendiri, sehingga upaya perlindungan terhadap warisan budaya bisa lebih optimal.

"Jika sekarang yang masih digabung dengan pariwisata, maka perlindungan terhadap warisan budaya tidak maksimal," katanya di sela-sela dialog interaktif bertemakan "Kebudayaan Indonesia Di Antara Kebudayaan Global" di Kuta, Bali, Rabu.

Dia mengatakan, sebab dengan digabungnya kebudayaan dengan pariwisata, ada kecenderungan budaya dijadikan produk promosi untuk wisata ke Tanah Air.

Oleh karena itu, untuk lebih meningkatkan "political will" pemerintah guna melindungi warisan budaya maka sudah sepantasnyalah pariwisata dan kebudaayan itu terpisah kementeriannya.

"Selain itu perlu juga ditingkatkan pusat budaya Indonesia di negara-negara maju, seperi Amerika Serikat dan Jepang," ujarnya.

Sebab keberadaan pusat budaya itu cukup penting guna memberikan informasi kepada masyarakat dunia tentang kebudayaan yang dimiliki Indonesia, sehingga tidak terjadi lagi kasus klaim oleh bangsa lain.

Pusat budaya, tambah Tantowi, bisa menjadi pagar perlindungan terhadap warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Ada juga langkah lain yang perlu dilakukan untuk meningkatkan perlindungan warisan budaya, yakni pemberian beasiswa kepada mahasiswa asing untuk mempelajari budaya Indonesia. Nantinya mereka akan menjadi promotor budaya Tanah Air di negara asalnya.

"Jika perlu mengangkat duta-duta budaya dari tokoh-tokoh internasional, seperti kalangan aktor/aktris Hollywood dan lainnya," katanya.

Menurut Tantowi, akan tetapi kurang optimalnya perlindungan warisan budaya itu tidak sepenuhnya kesalahan dari pemerintah saja, tapi masyarakat juga memiliki peranan. Karena cenderung mengabaikan kebudayaan dan menjadikan komoditas pariwisata.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011