Bangli (Antara Bali) - Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta meyakinkan kepada publik, jika ikan di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, masih layak dan aman untuk dikonsumsi.
"Dengan terjadinya kematian jutaan ikan di Danau Batur, akibat air danau terkontaminasi letupan belerang dasar danau ternyata ikannya masih layak untuk dikonsumsi, tanpa mengganggu kesehatan" kata Wakil Bupati Bangli, Sang Nyoman Arta, Rabu.
Ia menjelaskan, untuk membuktikan kepada publik, kalau ikan itu layak dikonsumsi, pihaknya sengaja datang dan untuk makan siang bersama ke lokasi.
"Jadi kami menghimbau kepada seluruh masyarakat jangan takut untuk mengkonsumsi ikan Danau Batur," jelas Sang Nyoman Sedana Arta.
Ia mengaku, memang benar banyak ikan Danau Batur yang mengalami kematian, namun kematian itu tidak disebabkan keracunan karena insektisida atau zat kimia lainya, namun akibat letupan belerang dari Gunung Batur yang terjadi di dasar danau tersebut.
"Yang mengakibatkan kurangnya kadar oksigen dalam air karena terikat oleh belerang sehingga menyebabkan ikan lemas karena kekurangan oksigen," jelas Sang Nyoman Sedana Arta.
Hal senada juga diungkapkan Perbekel Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, I Made Antara yang mengatakan, matinya ikan Danau Batur bukanlah fenomena baru.
Peristiwa tersebut, jelas dia hampir terjadi setiap tiga tahun sekali, bahkan terakhir pernah terjadi pada pertengahan juni 2010 lalu, namun kematian ikan tidak sebanyak sekarang ini.
Jika dilihat secara kimiawi, kata dia kematian ikan di Danau Batur lebih disebabkan oleh menurunnya konsentrasi kandungan oksigen pada air danau akibat letupan dari belerang Gunung Batur di dasar danau.
"Jadi kita menghimbau kepada masyarakat bahwa, ikan danau batur sangat aman untuk dikonsusmsi," jelasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Dengan terjadinya kematian jutaan ikan di Danau Batur, akibat air danau terkontaminasi letupan belerang dasar danau ternyata ikannya masih layak untuk dikonsumsi, tanpa mengganggu kesehatan" kata Wakil Bupati Bangli, Sang Nyoman Arta, Rabu.
Ia menjelaskan, untuk membuktikan kepada publik, kalau ikan itu layak dikonsumsi, pihaknya sengaja datang dan untuk makan siang bersama ke lokasi.
"Jadi kami menghimbau kepada seluruh masyarakat jangan takut untuk mengkonsumsi ikan Danau Batur," jelas Sang Nyoman Sedana Arta.
Ia mengaku, memang benar banyak ikan Danau Batur yang mengalami kematian, namun kematian itu tidak disebabkan keracunan karena insektisida atau zat kimia lainya, namun akibat letupan belerang dari Gunung Batur yang terjadi di dasar danau tersebut.
"Yang mengakibatkan kurangnya kadar oksigen dalam air karena terikat oleh belerang sehingga menyebabkan ikan lemas karena kekurangan oksigen," jelas Sang Nyoman Sedana Arta.
Hal senada juga diungkapkan Perbekel Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, I Made Antara yang mengatakan, matinya ikan Danau Batur bukanlah fenomena baru.
Peristiwa tersebut, jelas dia hampir terjadi setiap tiga tahun sekali, bahkan terakhir pernah terjadi pada pertengahan juni 2010 lalu, namun kematian ikan tidak sebanyak sekarang ini.
Jika dilihat secara kimiawi, kata dia kematian ikan di Danau Batur lebih disebabkan oleh menurunnya konsentrasi kandungan oksigen pada air danau akibat letupan dari belerang Gunung Batur di dasar danau.
"Jadi kita menghimbau kepada masyarakat bahwa, ikan danau batur sangat aman untuk dikonsusmsi," jelasnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011