Bangli (Antara Bali) - Matinya ribuan ikan jenis  mujair dan nila di Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali , berdampak buruk secara tidak langsung terhadap usaha pembenihan ikan di wilayah itu.

"Saat ini kami sangat sulit untuk menjual benih ikan jenis Mujair dan Nila itu, akibat puluhan ribu ikan di danau Batur mati," kata I Wayan Sucita, salah satu pelaku pembenihan ikan atau pendeder di Dusun Penida, Kecamatan Tembuku, Sabtu.

Saat ini, kata dia yang sudah menekuni puluhan tahun dunia pembenihan ikan itu hanya bisa pasrah menerima keadaan.

"Kami belum siap memelihara benih ini hingga menjadi ikan yang siap di konsumsi, " jelasnya.    

Ia  mengaku selama ini pihaknya hanya mengandalkan pembudidaya ikan di Danau Batur untuk membeli benih yang telah dipeliharanya.

Hal senada diakui pembenih ikan lainnya, I Wayan Kantor asal Desa Susut, Kecamatan Bangli, dan I Wayan Dangin di  Desa Tegal Bebalang, Kecamatan Bangli.

"Biaya pembenihan sangat tinggi, jadi kami tak bisa berbuat apa saat ini, " katanya.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bangli,  Ir Anak Agung Ngurah Shamba mengatakan soal kemungkinan meruginya pembenih ikan berkaitan dengan kematian ikan dana Batur, pihaknya tengah  tengah melakukan pembahasan-pembahasan serius dengan pihak terkait.

"Kita sedang bicarakan langkah untuk mengantisifasi kerugian di tingkat pendeder," jelasnya.

Dia jujur mengaku jumlah pembenih atau pendeder ikan  di Bangli cukup banyak. "Hampir semua benih yang dideder diperuntukkan untuk kebutuhan budidaya di danau Batur," jelasnya.

Untuk meminamalisir kerugian  pembenih, pihaknya tengah memikirkan soal perlunya ada budidaya dengan kolam ikan.

"Kita bakal kembangkan budidaya di kolam," ujarnya.

Ketika ditanya soal kulaitas daging ikan Nila yang dikembangkan di danau dengan di kolam, ia mengaku kalau  kualitas daging di danau jauih lebih baik.

"Namun demikian untuk kasus seperti ini,  pengembangan ikan di kolam merupakan jalan satu-satunya untuk mengantisifasi kebangkrutan para pembenih ikan," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011