Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan, Pesta Kesenian Bali yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun sejak 33 tahun silam, mempunyai peran yang sangat strategis dalam merevitalisasi seni.
Dengan demikian, seni budaya dapat berfungsi dan berkembang dalam masyarakat di tengah-tengah era globalisasi dewasa ini, kata Gubernur Pastika di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 di panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar, Jumat malam.
Sebelum Kepala Negara membuka PKB sekaligus dimulainya acara Utsawa Dharma Gita (lomba pembacaan ayat-ayat suci agama Hindu ) XI tingkat nasional dan "Bali World Culture Forum" itu, Gubernur Pastika terlebih dahulu melaporkan perkembangan seni budaya Bali yang menitikberatkan pada perkembangan kehidupan seni budaya tradisional.
Perkembangan seni di Bali mampu berintegrasi dan beradaptasi serta menyelaraskan diri dengan dinamika zaman. Untuk itu, masyarakat Bali berusaha meningkatkan kualitas kehidupan berkesenian dengan memberikan bobot pada pelestarian dan pengembangan.
PKB yang berlangsung sebulan penuh mengusung tema "Desa, Kala, Patra" yakni Adaptasi Diri dalam Multikultur itu, diharapkan mampu mewujudkan kehidupan berkesenian yang lebih baik di Pulau Dewata.
Gubernur Pastika menjelaskan, pemerintah bersama masyarakat Bali melakukan berbagai upaya pembinaan seni budaya. Salah satu diantaranya melalui PKB.
Gagasan awal pelaksanaan PKB menempatkan fungsi kebudayaan Bali yang dijiwai agama Hindu. Sebagai modal budaya masyarakat, ajaran Hindu tetap utuh dan lentur menghadapi berbagai peluang dan tantangan pada era globalisasi saat ini.
PKB sebagai wadah untuk mempresentasikan hasil karya seni unggulan dan keagungan peradaban, memiliki ruang lingkup kegiatan yang berskala lokal, nasional dan internasional.
Secara filosofis pemaknaan PKB mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan tema yang diusung "Desa, Kala, Patra" yakni Adaptasi Diri dalam Multikultur.
Tema tersebut diharapkan benar-benar mampu memberikan semangat dan motivasi kepada seniman dan masyarakat Pulau Dewata, sehingga dapat memberikan penguatan terhadap akar nilai budaya bangsa.
Kegiatan PKB sebulan penuh hingga 9 Juli 2011 diformulasikan dalam bentuk kegiatan pawai budaya, pagelaran seni, lomba (parade), sarasehan, festival film dekomenter serta pameran industri kecil dan kerajinan rumah tangga.
Khusus untuk pagelaran melibatkan 334 sekaa atau kelompok kesenian dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang keseluruhannya mengikutsertakan 15.000 seniman, tutur Gubernur Pastika.
Acara pembukaan PKB tersebut disaksikan ribuan masyarakat setempat yang memadati panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar.
Sesuai jadwal, kegiatan itu akan diakhiri dengan pementasan sendratari "Bhisma Dewa Berata" garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Presiden yang mengenakan busana adat Bali lengkap dengan destar atau ikat kepala khas adat Pulau Dewata itu, tampak didampingi Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, antara lain Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Dengan demikian, seni budaya dapat berfungsi dan berkembang dalam masyarakat di tengah-tengah era globalisasi dewasa ini, kata Gubernur Pastika di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 di panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar, Jumat malam.
Sebelum Kepala Negara membuka PKB sekaligus dimulainya acara Utsawa Dharma Gita (lomba pembacaan ayat-ayat suci agama Hindu ) XI tingkat nasional dan "Bali World Culture Forum" itu, Gubernur Pastika terlebih dahulu melaporkan perkembangan seni budaya Bali yang menitikberatkan pada perkembangan kehidupan seni budaya tradisional.
Perkembangan seni di Bali mampu berintegrasi dan beradaptasi serta menyelaraskan diri dengan dinamika zaman. Untuk itu, masyarakat Bali berusaha meningkatkan kualitas kehidupan berkesenian dengan memberikan bobot pada pelestarian dan pengembangan.
PKB yang berlangsung sebulan penuh mengusung tema "Desa, Kala, Patra" yakni Adaptasi Diri dalam Multikultur itu, diharapkan mampu mewujudkan kehidupan berkesenian yang lebih baik di Pulau Dewata.
Gubernur Pastika menjelaskan, pemerintah bersama masyarakat Bali melakukan berbagai upaya pembinaan seni budaya. Salah satu diantaranya melalui PKB.
Gagasan awal pelaksanaan PKB menempatkan fungsi kebudayaan Bali yang dijiwai agama Hindu. Sebagai modal budaya masyarakat, ajaran Hindu tetap utuh dan lentur menghadapi berbagai peluang dan tantangan pada era globalisasi saat ini.
PKB sebagai wadah untuk mempresentasikan hasil karya seni unggulan dan keagungan peradaban, memiliki ruang lingkup kegiatan yang berskala lokal, nasional dan internasional.
Secara filosofis pemaknaan PKB mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu membentuk manusia yang berkarakter sesuai dengan tema yang diusung "Desa, Kala, Patra" yakni Adaptasi Diri dalam Multikultur.
Tema tersebut diharapkan benar-benar mampu memberikan semangat dan motivasi kepada seniman dan masyarakat Pulau Dewata, sehingga dapat memberikan penguatan terhadap akar nilai budaya bangsa.
Kegiatan PKB sebulan penuh hingga 9 Juli 2011 diformulasikan dalam bentuk kegiatan pawai budaya, pagelaran seni, lomba (parade), sarasehan, festival film dekomenter serta pameran industri kecil dan kerajinan rumah tangga.
Khusus untuk pagelaran melibatkan 334 sekaa atau kelompok kesenian dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali yang keseluruhannya mengikutsertakan 15.000 seniman, tutur Gubernur Pastika.
Acara pembukaan PKB tersebut disaksikan ribuan masyarakat setempat yang memadati panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar.
Sesuai jadwal, kegiatan itu akan diakhiri dengan pementasan sendratari "Bhisma Dewa Berata" garapan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Presiden yang mengenakan busana adat Bali lengkap dengan destar atau ikat kepala khas adat Pulau Dewata itu, tampak didampingi Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, antara lain Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Agama Suryadharma Ali serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011