Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 26 seniman yang tergabung dalam Kelompok Perupa Gorontalo memamerkan 100 karyanya di Galeri Seni Monkey Forest, Ubud, Bali selama sebulan, 25 Oktober-25 November 2017.
"Ini merupakan sebuah kehormatan besar sekaligus sebagai tantangan untuk menunjukkan kualitas dan kreativitas perupa Gorontalo, tidak saja di level nasional namun sampai ke level internasional," kata I Wayan Seriyoga Parta selaku kurator pameran tersebut, di Denpasar, Kamis.
Dia menambahkan, pameran kali ini mengambil tema "Lowali De Bali" yang arti harfiahnya "Jadi ke Bali". Tema ini sengaja dipilih, karena keinginan besar kelompok perupa Gorontalo untuk memperkenalkan karya-karyanya ke luar daerah.
"Hal ini seiring dengan medan seni rupa di Gorontalo yang mulai terbentuk dan menggeliat dalam kurun beberapa tahun terakhir," ujar Wayan Seriyoga yang juga pengajar di Jurusan Kriya Seni, Universitas Negeri Gorontalo itu.
Menurut dia, 100 karya yang diboyong dan dipamerkan temanya cukup beragam dengan berbagai corak dan aliran. Dari gaya realis, figuratif, kontemporer hingga ke karikatur dan kaligrafi. Karya yang dipamerkan mencakup lukisan, grafis, fotografi dan hingga patung. Sebagian besar mengambil tema tentang Gorontalo.
"Selain itu, pameran ini juga bertujuan mempromosikan potensi wisata, adat dan kebudayaan Gorontalo dalam bentuk karya seni baik lukis, kriya maupun kaligrafi," ucapnya.
Terkait karya yang dipamerkan, lanjut Seriyoga, telah melalui proses kuratorial dan dapat dipertanggung jawabkan nilai serta kualitas artistik dan estetikanya.
Galeri Seni Monkey Forrest yang terletak di Ubud, Bali, sengaja dipilih sebagai lokasi pameran karena reputasinya yang sudah lama dikenal sebagai salah satu destinasi utam wisata di Bali.
Farlan Adrian, salah satu anggota perupa Gorontalo mengatakan banyak pelajaran penting dapat dikutip dari pameran ini. "Ini satu langkah yang cukup progresif bagi kami. Bisa menempa mental, menambah jejaring dan pengalaman," ujar pria yang pernah meraih juara satu lomba lukis pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2016 itu.
"Lowali De Bali" merupakan pameran bersama kelima yang diselenggarakan oleh Perupa Gorontalo. Adapun perupa yang turut memamerkan karyanya, yakni Akbar Abdullah, Anang Suryana Musa, Arya Budi, Astika Mulyasari, Fandhy Rais, Farlan Adrian Hasan, Iwan Yusuf, Jemmy Malewa, Luthfi Hinelo, Mohamad Aziz Alkatiri, Mohamad Fauzi Malabar, Mohammad Rivai Katili, Muh Djufryhard, Ninox, Pipin Idris, Riden Baruadi, Ridwan Sahel, Rhyo N Kony, Suarmika, Syam Terrajana, Suleman Dangkua, Syarif Munawar, Thalib R. Eka, Tri Andini Putri, Tri Nur Istiyani Nurdin, dan Yayat Gokilz. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Ini merupakan sebuah kehormatan besar sekaligus sebagai tantangan untuk menunjukkan kualitas dan kreativitas perupa Gorontalo, tidak saja di level nasional namun sampai ke level internasional," kata I Wayan Seriyoga Parta selaku kurator pameran tersebut, di Denpasar, Kamis.
Dia menambahkan, pameran kali ini mengambil tema "Lowali De Bali" yang arti harfiahnya "Jadi ke Bali". Tema ini sengaja dipilih, karena keinginan besar kelompok perupa Gorontalo untuk memperkenalkan karya-karyanya ke luar daerah.
"Hal ini seiring dengan medan seni rupa di Gorontalo yang mulai terbentuk dan menggeliat dalam kurun beberapa tahun terakhir," ujar Wayan Seriyoga yang juga pengajar di Jurusan Kriya Seni, Universitas Negeri Gorontalo itu.
Menurut dia, 100 karya yang diboyong dan dipamerkan temanya cukup beragam dengan berbagai corak dan aliran. Dari gaya realis, figuratif, kontemporer hingga ke karikatur dan kaligrafi. Karya yang dipamerkan mencakup lukisan, grafis, fotografi dan hingga patung. Sebagian besar mengambil tema tentang Gorontalo.
"Selain itu, pameran ini juga bertujuan mempromosikan potensi wisata, adat dan kebudayaan Gorontalo dalam bentuk karya seni baik lukis, kriya maupun kaligrafi," ucapnya.
Terkait karya yang dipamerkan, lanjut Seriyoga, telah melalui proses kuratorial dan dapat dipertanggung jawabkan nilai serta kualitas artistik dan estetikanya.
Galeri Seni Monkey Forrest yang terletak di Ubud, Bali, sengaja dipilih sebagai lokasi pameran karena reputasinya yang sudah lama dikenal sebagai salah satu destinasi utam wisata di Bali.
Farlan Adrian, salah satu anggota perupa Gorontalo mengatakan banyak pelajaran penting dapat dikutip dari pameran ini. "Ini satu langkah yang cukup progresif bagi kami. Bisa menempa mental, menambah jejaring dan pengalaman," ujar pria yang pernah meraih juara satu lomba lukis pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2016 itu.
"Lowali De Bali" merupakan pameran bersama kelima yang diselenggarakan oleh Perupa Gorontalo. Adapun perupa yang turut memamerkan karyanya, yakni Akbar Abdullah, Anang Suryana Musa, Arya Budi, Astika Mulyasari, Fandhy Rais, Farlan Adrian Hasan, Iwan Yusuf, Jemmy Malewa, Luthfi Hinelo, Mohamad Aziz Alkatiri, Mohamad Fauzi Malabar, Mohammad Rivai Katili, Muh Djufryhard, Ninox, Pipin Idris, Riden Baruadi, Ridwan Sahel, Rhyo N Kony, Suarmika, Syam Terrajana, Suleman Dangkua, Syarif Munawar, Thalib R. Eka, Tri Andini Putri, Tri Nur Istiyani Nurdin, dan Yayat Gokilz. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017