Karangasem (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali, memberdayakan para pegawai pos pariwisata yang masuk dalam zona merah untuk membantu para pengungsi.
"Semuanya itu pegawai kontrak yang tugas sebelumnya di kawasan Pura Besakih dan Objek Wisata Tulamben sudah kami arahkan untuk membantu para pengungsi di posko Tanah Ampo, Karangasem," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem, Wayan Astika di Amlapura, Selasa.
Ia menjelaskan ke semua pegawai yang masuk zona merah jumlahnya enam orang dan semuanya sudah diarahkan untuk membantu para pengungsi di posko pengungsian.
Sedangkan untuk masyarakat di kawasan zona merah yang mengandalkan hidup dari pariwisata ke depannya akan diarahkan untuk mendapat pelatihan sehingga mampu menjadi pengungsi yang mandiri.
"Seiring waktu mereka pasti akan muncul ide kreatif untuk mengisi waktu kosong sehingga bisa mandiri dan menghasilkan," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga tidak ada tinggal diam, tetapi tetap akan memberikan dukungan dari segi anggaran dan tenaga sehingga masyarakat bisa kembali bangkit.
Namun, pihaknya mengakui bahwa upaya pemulihan psikologis pengungsi itu tidak bisa singkat, tetapi perlu tahapan untuk bisa kembali bangkit.
Sementara itu, pengungsi Gunung Agung yang berada di Posko Griya Cucukan, Desa Selat, Klungkung, Bali, mengisi waktu luangnya dengan membuat kerajinan anyaman bambu untuk menumbuhkan ekonomi keluarga selama di tempat penampungan sementara.
Setiap hari warga membuat anyaman tersebut untuk dijual kepada para relawan atau wisatawan yang datang ke posko pengungsian.
Lain halnya pengungsi di GOR Swecapura Klungkung juga memilih tetap bertani dengan menitipkan sapi peliharaanya di lahan warga untuk mengisi waktu luang di pengungsian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Semuanya itu pegawai kontrak yang tugas sebelumnya di kawasan Pura Besakih dan Objek Wisata Tulamben sudah kami arahkan untuk membantu para pengungsi di posko Tanah Ampo, Karangasem," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem, Wayan Astika di Amlapura, Selasa.
Ia menjelaskan ke semua pegawai yang masuk zona merah jumlahnya enam orang dan semuanya sudah diarahkan untuk membantu para pengungsi di posko pengungsian.
Sedangkan untuk masyarakat di kawasan zona merah yang mengandalkan hidup dari pariwisata ke depannya akan diarahkan untuk mendapat pelatihan sehingga mampu menjadi pengungsi yang mandiri.
"Seiring waktu mereka pasti akan muncul ide kreatif untuk mengisi waktu kosong sehingga bisa mandiri dan menghasilkan," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga tidak ada tinggal diam, tetapi tetap akan memberikan dukungan dari segi anggaran dan tenaga sehingga masyarakat bisa kembali bangkit.
Namun, pihaknya mengakui bahwa upaya pemulihan psikologis pengungsi itu tidak bisa singkat, tetapi perlu tahapan untuk bisa kembali bangkit.
Sementara itu, pengungsi Gunung Agung yang berada di Posko Griya Cucukan, Desa Selat, Klungkung, Bali, mengisi waktu luangnya dengan membuat kerajinan anyaman bambu untuk menumbuhkan ekonomi keluarga selama di tempat penampungan sementara.
Setiap hari warga membuat anyaman tersebut untuk dijual kepada para relawan atau wisatawan yang datang ke posko pengungsian.
Lain halnya pengungsi di GOR Swecapura Klungkung juga memilih tetap bertani dengan menitipkan sapi peliharaanya di lahan warga untuk mengisi waktu luang di pengungsian. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017