Palembang (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo melakukan penanaman perdana peremajaan kebun kelapa sawit seluas 4.400 hektare di kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

"Ini perlu saya ingatkan, hari ini sudah mulai peremajaan, replaintin, tapi setahun lagi atau awal 2019 akan saya cek kembali. Kerja dengan saya pasti saya cek, enak saja tidak dicek, jadi barang atau tidak? Jadi bibitnya, jadi bener dan baik tidak? Harus dicek, Kalau tidak dicek, enak nanti, setuju tidak?" kata Presiden Jokowi di Musi Banyuasin, Sumsel, Jumat.

Presiden menyampaikan hal tersebut di hadapan para petani kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin. Selain Presiden hadir juga Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Alex Noerdin.

"Di Musi Banyuasin akan diremajakan 4.400 hektare kebun sawit yang sudah tua, biayanya ditanggung pemerintah, bibitnya diberi, benih untuk palawija jagung juga diberi, kurang apa?" ungkap Presiden.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekonomian, produktivitas kelapa sawit Indonesia masih tergolong rendah yaitu hanya 3,7 ton/hektare/tahun padahal potensi dapat mencapai 8 ton/hektare/tahun.

Faktor utamanya adalah kondisi pohon kelapa sawit khususnya milik rakyat yang sudah tua dan rusak serta penggjunaan benih yang bagi sebagian petani belum menggunakan benih unggul bersertifikat sehingga perlu dilakukan peremajaan tanaman kelapa sawit seluas sekitar 2,4 juta hektare.

"(Perkebunan) yang masuk kawasan hutan sudah saya perintahkan untuk dikeluarkan dari kawasan hutan untuk nantinya diberikan sertifikat. Tapi ini khusus untuk kelapa sawit milik rakyat, yang sudah pegang sertifikat yang hadir di sini tolong diangkat biar kelihatan, nanti setelah ini akan lebih banyak lagi yang pegang sertifikat," ungkap Presiden.

Peremajaan kelapa sawit di Sumsel dilakukan untuk lahan seluas 2.834 hektare untuk 1.308 kepala keluarga.

"Ini kita mulai di Sumatera Selatan lebih dulu. Bulan depan saya dorong masuk ke Sumatera Utara, bulan depannya lagi masuk ke Jambi lalu ke Riau. Tahun ini kita memang akan konsentrasi dulu di pulau Sumatera, tahun depan baru akan saya dorong masuk ke Kalimantan. Kita memang ingin kerja fokus supaya gampang dicek, gampang dikontrol," tambah Presiden.

Presiden menargetkan agar kebun kelapa sawit rakyat juga dapat memproduksi hingga 8 ton/hektare/tahun.

"Ini bibit nanti kalau sudah gede bisa produksinya 8 ton, per hektare, CPO. Biasanya petani yang sekarang yang pohonnya sudah 20-25 tahun hanya 2 ton, benar? Berarti kan 4 kali lipat, tapi yang namanya taneman juga sama dengan kita, harus dirawat, harus dipelihara, kalau swasta bisa, perusahaan bisa, petani pekebun juga harusnya bisa," tegas Presiden.

Setelah kelapa sawit, peremajaan perkebunan rakyat juga akan dilakukan untuk kebun karet, kopi, kakao dan pala.

"Kalau sawit nanti sudah berjalan, saya akan bergerak lagi ke karet, ke kopi, bergerak lagi ke kakao, ke pala, karena ini sama sudah lebih dari 15, 20, 25 tahun tidak pernah diremajakan. Masa kita kalah dengan Vietnam urusan pala? Kopi kalah dengan Brazil dan Kolombia? tanah kita subur makmur kok tapi karena tidak pernah diremajakan dibiarkan ya tua lama-lama tidak berproduksinya," ungkap Presiden.

Pada tahun ini akan diberikan bantuan benih komoditas perkebunan sebanyak 35,5 juta batang yaitu kopit 4,8 juta batang, pala 2,7 juta batang, lada sebanyak 2 juta batang dan karet sebanyak 5,7 juta batang. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017