Denpasar (Antara Bali) - Lomba mengukir buah (carving fruit) di ajang Pesona Mandiri Nusa Dua Fiesta 2017 mendapat perhatian wisatawan Nusantara dan mancanegara di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Bali.
"Kegiatan lomba mengukir buah untuk hiasan meja tersebut diikuti pelajar SMK dan sekolah pariwisata di Pulau Dewata," kata Ketua Dewan Juri Lomba Ukir Buah NDF, Ida Bagus Parwata di Nusa Dua Bali, Kamis.
Ia mengatakan lomba tersebut diselenggarakan setiap kegiatan tahunan PT Pembangunan Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Development Corporation/ITDC), sebagai sarana promosi pariwisata.
Kegiatan yang menyedot perhatian turis lokal dan asing tersebut diikuti 12 peserta. Mereka memperkenalkan kreasi dan seni dalam bentuk ukiran tiga dimensi.
"Para peserta lebih banyak menampilkan bahan berupa buah melon, pepaya, labu, lobak, cabai dan lainnya. Namun dasar yang lebih dikenal digunakan adalah pepaya dan semangka," ujar Parwata yang juga juru masak (chef) di salah satu hotel berbintang di Bali.
Ia mengatakan dari pengamatan dan penilaian dewan juri, peserta lomba belum menunjukkan kreasi yang rumit atau inovatif. Namun kesannya masih berpatokan pada lomba-lomba ukir buah sebelumnya.
"Saya amati tingkat kerumitan dalam menuangkan ukiran buah belum ada yang terlalu inovatif. Mereka masih pada pola lama yang dituangkan dalam lomba kali ini," ujar pria asal Desa Sanur, Kota Denpasar.
Parwata lebih lanjut mengatakan para peserta lomba pun masih pada tema lama, seperti topeng, ogoh-ogoh dan seni lainnya. Jadi kesannya belum ada yang inovatif sekali dalam penuangan ukiran tersebut.
"Namun demikian pihaknya mengapreasi semua peserta karena mereka sudah bersedia mengikuti lomba sehingga pengunjung NDF merasa terhibur oleh penampilan ukiran buah tersebut," ucapnya.
Dalam lomba ukir buah dengan waktu sekitar 1,5 jam tersebut keluar sebagai pemenang pertama adalah Ogoh-Ogoh Tiga Dimensi, Barong dan Tari Baris. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kegiatan lomba mengukir buah untuk hiasan meja tersebut diikuti pelajar SMK dan sekolah pariwisata di Pulau Dewata," kata Ketua Dewan Juri Lomba Ukir Buah NDF, Ida Bagus Parwata di Nusa Dua Bali, Kamis.
Ia mengatakan lomba tersebut diselenggarakan setiap kegiatan tahunan PT Pembangunan Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Development Corporation/ITDC), sebagai sarana promosi pariwisata.
Kegiatan yang menyedot perhatian turis lokal dan asing tersebut diikuti 12 peserta. Mereka memperkenalkan kreasi dan seni dalam bentuk ukiran tiga dimensi.
"Para peserta lebih banyak menampilkan bahan berupa buah melon, pepaya, labu, lobak, cabai dan lainnya. Namun dasar yang lebih dikenal digunakan adalah pepaya dan semangka," ujar Parwata yang juga juru masak (chef) di salah satu hotel berbintang di Bali.
Ia mengatakan dari pengamatan dan penilaian dewan juri, peserta lomba belum menunjukkan kreasi yang rumit atau inovatif. Namun kesannya masih berpatokan pada lomba-lomba ukir buah sebelumnya.
"Saya amati tingkat kerumitan dalam menuangkan ukiran buah belum ada yang terlalu inovatif. Mereka masih pada pola lama yang dituangkan dalam lomba kali ini," ujar pria asal Desa Sanur, Kota Denpasar.
Parwata lebih lanjut mengatakan para peserta lomba pun masih pada tema lama, seperti topeng, ogoh-ogoh dan seni lainnya. Jadi kesannya belum ada yang inovatif sekali dalam penuangan ukiran tersebut.
"Namun demikian pihaknya mengapreasi semua peserta karena mereka sudah bersedia mengikuti lomba sehingga pengunjung NDF merasa terhibur oleh penampilan ukiran buah tersebut," ucapnya.
Dalam lomba ukir buah dengan waktu sekitar 1,5 jam tersebut keluar sebagai pemenang pertama adalah Ogoh-Ogoh Tiga Dimensi, Barong dan Tari Baris. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017