Karangasem (Antara Bali) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempercepat proses evakuasi ternak sapi milik para pengungsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, yang saat ini masih menyisakan sekitar 15 ribu ekor.
"Jumlah terakhir sekitar 15 ribu harus diturunkan (dievakuasi)," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Pos Komando Penanganan Darurat Gunung Agung di Karangasem, Jumat.
Menurut Willem, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah instansi di antaranya Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan, TNI, BPBD dan Pemkab Karangasem untuk proses evakuasi.
Dia menjelaskan Pemkab Karangasem mengupayakan untuk menyediakan lahan seluas sekitar 300 hektare di zona aman yang tersebar di beberapa titik untuk menampung ternak milik pengungsi.
Sedangkan Kodim 1623 Karangasem juga berencana menambah truk dan tenaga untuk membawa ternak sapi turun dari Gunung Agung.
Untuk kebutuhan pangan dan vaksin, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.
Bantuan untuk penanganan evakuasi sapi ini telah disalurkan berupa lima ton pakan konsentrat, 10 ribu dosis obat-obatan, pembangunan kandang, atap dan kelengkapannya dan kelengkapan untuk identifikasi ternak.
Satgas juga memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak yakni bantuan yang telah diterima terus disalurkan berupa pakan konsentrat 55 ton kendaraan untuk evakuasi ternak sebanyak sembilan unit truk.
Kendala dalam evakuasi ternak yakni terbatasnya kendaraan yang ada untuk evakuasi mengingat tersedia sekitar 20 truk.
Penyediaan pakan ternak yang terbatas menjadi juga salah satu kendala termasuk penyediaan kebutuhan konsentrat sapi untuk satu bulan diperkirakan sebanyak 1.200 ton dan saat ini tersedia 60 ton.
Begitu juga kebutuhan pakan hijau selama satu bulan diperlukan sekitar 15 ribu ton yang saat ini masih disediakan secara mandiri oleh para peternak.
Sebelumnya diperkirakan jumlah sapi yang berada di radius berbahaya sekitar 30 ribu ekor dan sekitar 10 ribu ekor sapi di antaranya telah dievakuasi oleh masyarakat secara mandiri dan ada juga yang dijual. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Jumlah terakhir sekitar 15 ribu harus diturunkan (dievakuasi)," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Pos Komando Penanganan Darurat Gunung Agung di Karangasem, Jumat.
Menurut Willem, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah instansi di antaranya Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan, TNI, BPBD dan Pemkab Karangasem untuk proses evakuasi.
Dia menjelaskan Pemkab Karangasem mengupayakan untuk menyediakan lahan seluas sekitar 300 hektare di zona aman yang tersebar di beberapa titik untuk menampung ternak milik pengungsi.
Sedangkan Kodim 1623 Karangasem juga berencana menambah truk dan tenaga untuk membawa ternak sapi turun dari Gunung Agung.
Untuk kebutuhan pangan dan vaksin, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.
Bantuan untuk penanganan evakuasi sapi ini telah disalurkan berupa lima ton pakan konsentrat, 10 ribu dosis obat-obatan, pembangunan kandang, atap dan kelengkapannya dan kelengkapan untuk identifikasi ternak.
Satgas juga memfasilitasi bantuan dari berbagai pihak yakni bantuan yang telah diterima terus disalurkan berupa pakan konsentrat 55 ton kendaraan untuk evakuasi ternak sebanyak sembilan unit truk.
Kendala dalam evakuasi ternak yakni terbatasnya kendaraan yang ada untuk evakuasi mengingat tersedia sekitar 20 truk.
Penyediaan pakan ternak yang terbatas menjadi juga salah satu kendala termasuk penyediaan kebutuhan konsentrat sapi untuk satu bulan diperkirakan sebanyak 1.200 ton dan saat ini tersedia 60 ton.
Begitu juga kebutuhan pakan hijau selama satu bulan diperlukan sekitar 15 ribu ton yang saat ini masih disediakan secara mandiri oleh para peternak.
Sebelumnya diperkirakan jumlah sapi yang berada di radius berbahaya sekitar 30 ribu ekor dan sekitar 10 ribu ekor sapi di antaranya telah dievakuasi oleh masyarakat secara mandiri dan ada juga yang dijual. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017