Denpasar (Antara Bali) - Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Hiswana Migas dan Pertamina yang menangani gas elpiji, karena pemprov setempat setiap hari memerlukan gas 1,5 ton untuk dapur umum pengungsi Gunung Agung.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Hiswana Migas dan Pertamina yang menangani gas elpiji terkait kebutuhan gas tersebut setiap hari di dapur umum pengungsian," kata Tamba di Denpasar, Bali, Kamis.
Ia mengatakan dalam rapat yang diselenggarakan Selasa (26/9) tersebut, pihak Pertamina mengaku sudah menyalurkan gas elpiji ke wilayah pengungsian Gunung Agung.
"Mereka (Pertamina) sudah menyalurkan bantuan gas elpiji dan minyak gas. Namun waktu itu belum dilaporkan kepada pemerintah Provinsi Bali. Kami juga baru tahu setelah melakukan pertemuan dengan Pertamina," ujar politikus asal Kabupaten Jembrana.
Tamba mengatakan saat melakukan pemantauan ke Posko Tanah Ampo, pihaknya bertemu dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Waktu itu Gubernur Mangku Pastika menyebutkan bahwa untuk dapur umum pengungsian setiap hari memerlukan gas elpiji 1,5 ton.
Sedangkan dana bencana yang dianggarkan dalam APBD belum bisa dicairkan karena terbentur aturan hukum, sebab bisa dicairkan dana itu jika keadaan sudah berstatus tanggap darurat. Tapi kalau kondisinya masih status siaga darurat, maka dana itu belum bisa dicairkan.
"Dalam laporan keuangan untuk dana bencana masih sekitar Rp4,5 miliar. Tetapi belum bisa dicairkan karena terbentur aturan. Sehingga untuk memenuhi dana atau membeli gas elpiji masih kesulitan," ujarnya.
Sementara itu, Sales Executive LPG Bali Pertamina Rainier Axel Gultom mengatakan ketersediaan gas elpiji termasuk BBM di Bali masih aman, yang ada di Depo Manggis (Karangasem) dan Pesanggaran Kota Denpasar.
Terkait bantuan gas elpiji untuk pengungsi, Axel Gultom mengatakan pihaknya sudah turun ke sejumlah posko untuk menyalurkan bantuan gas elpiji dan minyak tanah.
"Itu inisiatif Pertamina. Kami belum klaim ke pemprov maupun Pemda. Kami belum mengetahui di mana saja posko yang membutuhkan bantuan gas elpiji. Kami juga sudah menyalurkan melalui bantuan sosial (CSR) Rp165 juta yang diarahkan di Posko Rendang," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Hiswana Migas dan Pertamina yang menangani gas elpiji terkait kebutuhan gas tersebut setiap hari di dapur umum pengungsian," kata Tamba di Denpasar, Bali, Kamis.
Ia mengatakan dalam rapat yang diselenggarakan Selasa (26/9) tersebut, pihak Pertamina mengaku sudah menyalurkan gas elpiji ke wilayah pengungsian Gunung Agung.
"Mereka (Pertamina) sudah menyalurkan bantuan gas elpiji dan minyak gas. Namun waktu itu belum dilaporkan kepada pemerintah Provinsi Bali. Kami juga baru tahu setelah melakukan pertemuan dengan Pertamina," ujar politikus asal Kabupaten Jembrana.
Tamba mengatakan saat melakukan pemantauan ke Posko Tanah Ampo, pihaknya bertemu dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Waktu itu Gubernur Mangku Pastika menyebutkan bahwa untuk dapur umum pengungsian setiap hari memerlukan gas elpiji 1,5 ton.
Sedangkan dana bencana yang dianggarkan dalam APBD belum bisa dicairkan karena terbentur aturan hukum, sebab bisa dicairkan dana itu jika keadaan sudah berstatus tanggap darurat. Tapi kalau kondisinya masih status siaga darurat, maka dana itu belum bisa dicairkan.
"Dalam laporan keuangan untuk dana bencana masih sekitar Rp4,5 miliar. Tetapi belum bisa dicairkan karena terbentur aturan. Sehingga untuk memenuhi dana atau membeli gas elpiji masih kesulitan," ujarnya.
Sementara itu, Sales Executive LPG Bali Pertamina Rainier Axel Gultom mengatakan ketersediaan gas elpiji termasuk BBM di Bali masih aman, yang ada di Depo Manggis (Karangasem) dan Pesanggaran Kota Denpasar.
Terkait bantuan gas elpiji untuk pengungsi, Axel Gultom mengatakan pihaknya sudah turun ke sejumlah posko untuk menyalurkan bantuan gas elpiji dan minyak tanah.
"Itu inisiatif Pertamina. Kami belum klaim ke pemprov maupun Pemda. Kami belum mengetahui di mana saja posko yang membutuhkan bantuan gas elpiji. Kami juga sudah menyalurkan melalui bantuan sosial (CSR) Rp165 juta yang diarahkan di Posko Rendang," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017