Denpasar (Antara Bali) - Tiga bank Badan Usaha Milik Negara mendukung pemanfaatan transaksi nontunai di Pelabuhan Benoa, Denpasar dengan menerbitkan kartu uang elektronik khusus atau "e-port" yang ditargetkan dapat menciptakan efisiensi dan kecepatan pelayanan masyarakat. 

 "Kami berharap dapat berperan aktif di dalam sistem operasional pembayaran jasa pelabuhan dengan memberikan kemudahan sistem pembayaran," kata Pemimpin Wilayah BNI Bali dan Nusa Tenggara Putu Bagus Kresna dalam peluncuran "electronic port card" Pelindo III di Pelabuhan Benoa Denpasar, Selasa.

 Kresna mengatakan penggunaan uang elektronik BNI yang dikenal dengan "TapCash electronic Port" diharapkan mampu mengurangi antrean saat pembayaran di gerbang masuk ke pelabuhan. 

 Per hari lalu lintas kendaraan keluar masuk Pelabuhan Benoa diperkirakan mencapai sekitar 15.000 kendaraan yang merupakan target pengguna uang elektronik khusus pelabuhan pada tahap awal. 

 Wakil Pemimpin Wilayah Bidang Bisnis Kanwil BRI Bali dan Nusa Tenggara Yoyok Mulawarman mengatakan dengan adanya inovasi kartu "e-Port" itu maka pengguna jasa pelabuhan tidak perlu lagi melakukan pembayaran secara tunai saat masuk pelabuhan. 

 Menurut dia, penerapan "Brizzi e-Port Card" itu merupakan salah satu sistem pembayaran terintegrasi yang dibangun Bank BRI untuk Pelindo III sebagai bentuk sinergi BUMN yang dapat membantu pengembangan bisnis kedua perusahaan.

 "Kami akan mengembangkan sistem pembayaran dengan uang elektronik untuk menciptakan efektifitas dan efisiensi dalam aktivitas kepelabuhan sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air," ucapnya. 

 Regional CEO XI Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara Erwan Djoko Hermawan mengatakan dengan pemanfaatan kartu uang elektronik khusus pelabuhan itu akan memberikan efisiensi waktu yakni sekitar dua menit apabila telah menyiapkan uang elektronik dibandingkan menggunakan uang tunai yang membutuhkan waktu lebih lama. 

 Dengan adanya pemanfaatan transaksi nontunai "e-money" di Pelabuhan Benoa itu akan semakin menegaskan bahwa Bali lebih siap dalam menggalakkan kebijakan nontunai. 

 "Ini juga merupakan komitmen kami mendukung gerakan nontunai," ujar Erwan. 

 Adanya sinergi antara perbankan dengan Pelindo III tersebut disambut baik Bank Indonesia yang menghadirkan inovasi nontunai. 

 Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana mengatakan dengan sinergi itu diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dalam merubah budaya tunai menjadi nontunai.

 Mengingat, pemanfaatan transaksi nontunai di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya yakni Singapura dan Thailand.

 "Kami apresiasi upaya ini dan dengan dukungan perbankan bahwa ternyata Pelindo III Pelabuhan Benoa menjadi salah satu pionir untuk `lesscash society`," ucap Causa. 

 Direktur Utama PT Pelindo III IGN Askhara Danadiputra mengatakan konsep "e-port" merupakan salah satu bentuk transformasi layanan dari sistem manual ke digital yang menjadikan Pelabuhan Benoa menjadi pelabuhan ketiga di Indonesia menerapkan pembayaran nontunai. 

 Dengan implementasi itu pihaknya menggandeng tiga bank BUMN yang selama ini telah menjadi mitra bisnis kepabuhanan di Pelabuhan Benoa. 

 "Pembayaran di 'gate' masuk Pelabuhan Benoa ini diharapkan semakin mempermudah pengunjung sehingga tidak perlu repot membawa uang pecahan kecil, tinggal ditempel saja di mesin yang tersedia lalu langsung masuk," ucapnya. 

 Kartu "e-port" merupakan uang elektronik yang dikhususkan bagi para pengguna jasa kepelabuhanan yang diterbitkan oleh Pelindo III bekerja sama dengan tiga bank BUMN itu. 

 Nantinya pada tahap mendatang "e-port" dapat dipergunakan sebagai alat bayar, alat transaksi dan identitas para pengguna jasa kepelabuhanan di lingkungan Pelindo III antara lain seperti penggunaan di gerbang masuk pelabuhan, transaksi di gerai yang ada di pelabuhan, pembelian tiket transportasi dan alat identifikasi bagi pengguna truk. (Dwa) 

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017