Tabanan (Antara Bali) - Bupati Tabanan, Bali Ni Putu Eka Wiryastuti melakukan upaya yang maksimal memberdayakan ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi sekaligus mempromosikan desa wisata.
"Promosi desa wisata kini lebih diintensifkan dengan harapan mampu menarik wisatawan dalam dan luar berkunjung ke daerah itu," kata Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti dalam siaran Pers yang diterima Antara, Jumat.
Bupati Eka sebelumnya melakukan diskusi buku "Investasi Hati Goes to Campus" di Universitas Gadjah Mada pada pada Kamis (14/9).
Beberapa implementasi dari pemberdayaan ekonomi kerakyatan tersebut salah satunya telah digulirkan lewat program Desa Wisata yang telah yang kini telah dilaksanakan.
Dengan program tersebut diharapkan desa-desa di daerah "gudang beras" Pulau Bali mampu berkembang secara mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bupati Eka lebih mengintensifkan promosi desa wisata yang ada di daerah itu serta memberdayakan desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Menurut Bupati Eka, keberadaan desa wisata merupakan salah satu bentuk program Investasi Hati. Sebuah konsep pelayanan kepada masyarakat dengan ketulusan melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung keinginan rakyat.
"Bagaimana kami tulus dalam melayani rakyat lewat kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga akhirnya derajat masyarakat bisa diangkat. Intinya perjuangan dengan hati," ujar Bupati Eka.
Ia mengaku memperkenalkan konsep desa wisata awalnya memang tidak mudah. Terlebih, tantangan beratnya merubah citra masyarakat yang semula dominan bermatapencaharian sebagai petani dan mendadak menggeluti sektor pariwisata.
"Yang paling berat adalah merubah citra masyarakat. Tapi kami tidak putusasa begitu saja, secara terus menerus memberikan pemahaman ke masyarakat, bahwa dengan desa wisata, mereka akan menjadi desa yang mandiri sekaligus akan dapat menikmati hasilnya," ujar Bupati Eka.
Untuk itu pemerintah kabupaten menempatkan diri sebagai pembina dan membimbing. Desa dibantu dengan sarana prasarana penunjang serta sumberdaya masyarakat diperkuat melalui pelatihan.
"Pemerintah tidak akan melepas begitu saja. Harus tetap menyiapkan sarana prasarana. Tidak boleh dilepas begitu saja. Bagaimana ibu-ibu PKK diajarkan mengolah menu kuliner tradisional, disajikan secara bersih. Lalu anak-anak muda desa tersebut dibekali keterampilan komunikasi dengan pelatihan bahasa Inggris," ujar Bupati Eka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Promosi desa wisata kini lebih diintensifkan dengan harapan mampu menarik wisatawan dalam dan luar berkunjung ke daerah itu," kata Bupati Ni Putu Eka Wiryastuti dalam siaran Pers yang diterima Antara, Jumat.
Bupati Eka sebelumnya melakukan diskusi buku "Investasi Hati Goes to Campus" di Universitas Gadjah Mada pada pada Kamis (14/9).
Beberapa implementasi dari pemberdayaan ekonomi kerakyatan tersebut salah satunya telah digulirkan lewat program Desa Wisata yang telah yang kini telah dilaksanakan.
Dengan program tersebut diharapkan desa-desa di daerah "gudang beras" Pulau Bali mampu berkembang secara mandiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bupati Eka lebih mengintensifkan promosi desa wisata yang ada di daerah itu serta memberdayakan desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Menurut Bupati Eka, keberadaan desa wisata merupakan salah satu bentuk program Investasi Hati. Sebuah konsep pelayanan kepada masyarakat dengan ketulusan melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung keinginan rakyat.
"Bagaimana kami tulus dalam melayani rakyat lewat kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga akhirnya derajat masyarakat bisa diangkat. Intinya perjuangan dengan hati," ujar Bupati Eka.
Ia mengaku memperkenalkan konsep desa wisata awalnya memang tidak mudah. Terlebih, tantangan beratnya merubah citra masyarakat yang semula dominan bermatapencaharian sebagai petani dan mendadak menggeluti sektor pariwisata.
"Yang paling berat adalah merubah citra masyarakat. Tapi kami tidak putusasa begitu saja, secara terus menerus memberikan pemahaman ke masyarakat, bahwa dengan desa wisata, mereka akan menjadi desa yang mandiri sekaligus akan dapat menikmati hasilnya," ujar Bupati Eka.
Untuk itu pemerintah kabupaten menempatkan diri sebagai pembina dan membimbing. Desa dibantu dengan sarana prasarana penunjang serta sumberdaya masyarakat diperkuat melalui pelatihan.
"Pemerintah tidak akan melepas begitu saja. Harus tetap menyiapkan sarana prasarana. Tidak boleh dilepas begitu saja. Bagaimana ibu-ibu PKK diajarkan mengolah menu kuliner tradisional, disajikan secara bersih. Lalu anak-anak muda desa tersebut dibekali keterampilan komunikasi dengan pelatihan bahasa Inggris," ujar Bupati Eka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017