Denpasar (Antara Bali) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan berencana mengalihkan beberapa instrumen investasi yang memberikan marjin rendah setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,5 persen. 

 "Kami akan melakukan efisiensi dan efektifitas dari dana-dana yang mempunyai marjin rendah akan di`swicth` ke yang nilainya lebih tinggi," kata Direktur Pengembangan Investasi BPJS Ketenagakerjaan Amran Nasution ketika memperingati Hari Pelanggan di BPJS Ketenagakerjaan Denpasar, Selasa. 

 Dia menjelaskan jenis investasi yang mengalami pertumbuhan setelah adanya penurunan suku bunga acuan tersebut di antaranya seperti saham dan obligasi.

 Namun di sisi lain, lanjut Amran, deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang terdampak akibat penurunan suku bunga acuan BI "seven days repo rate" sebesar 25 basis poin itu sehingga menyebabkan marjin deposito menurun.

 Meski demikian, Amran menekankan pihaknya tidak serta merta mengalihkan dana investasi yang selama ini mengendap di deposito ke instrumen investasi lainnya karena dana tersebut juga digunakan untuk membiayai pembangunan di antaranya infrastruktur. 

 Pihaknya saat ini memilah jenis investasi yang berpotensi akan dialihkan dengan mencermati imbal hasil yang kurang bagus. "Jika saham tidak menguntungkan, saya lepas pindah ke lain.

 Jadi tidak harus deposito walaupun memang marjinnya turun tetapi kami masih bisa bahkan menempatkan deposito di BPD seluruh Indonesia," imbuhnya.

 Amran menyakinkan meski terjadi penurunan suku bunga acuan namun ia menyatakan imbal hasil yang diberikan kepada peserta malah akan naik karena adanya keseimbangan pasar atau ekuilibrium baru.

 "Dengan penurunan suku bunga BI `return` (imbal hasil) kepada peserta bukan turun tetapi malah naik. Jangan dianggap suku bunga turun, pendapatn BPJS Ketenagakerjaan turun, itu belum tentu," katanya.

 Sementara itu Amran menambahkan hasil investasi yang tercapai per Juli 2017 mencapai hampir Rp15 triliun atau sekitar 60 persen dari target hingga akhir tahun ini sebesar Rp24 triliun. 

 Sedangkan total dana kelola investasi BPJS Ketenagakerjaan hingga Juli 2017 mencapai Rp288 triliun atau sudah mencapai 97 persen dari target hingga akhir tahun sebesar Rp297 triliun. 

 Amran optimistis dana kelola investasi tahun ini bahkan melampaui target hingga mencapai Rp316 triliun karena sosialisasi yang gencar dilakukan untuk meningkatkan jumlah kepesertaan. 

 BPJS Ketenagakerjaan menempatkan dana investasinya ke sejumlah instrumen investasi di antaranya deposito, surat berharga, obligasi, saham, reksadana, investasi langsung dan properti.(Dwa) 

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017