Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah pementasan seni yang dibawakan oleh para pelajar dari TK hingga SMA akan menyemarakkan ajang "Bali Mandara Nawanatya" yang digelar di Taman Budaya Denpasar selama September 2017.

"Jadi, selama September, dari hari Rabu hingga Minggu, di Taman Budaya akan selalu ada aktivitas berkesenian," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Kamis.

Dia mengemukakan, setiap Rabu dimulai pukul 09.00 Wita, akan diisi dengan kegiatan lokakarya/workshop yakni lokakarya mengenai cipta puisi tingkat SD, SMP, dan SMA, serta pada Rabu pekan ketiga diagendakan lomba menyanyi lagu Bali tingkat anak-anak.

"Pada Rabu pekan terakhir September akan dilaksanakan lomba menyanyi lagu nasional untuk anak-anak," ucap Dewa Beratha.

Untuk lomba menyanyi tersebut, diakui Dewa Beratha jumlah peserta yang akan ikut sudah membeludak, padahal awalnya ditargetkan diikuti oleh 30 peserta lomba.

Sementara itu, setiap Kamis khusus diberikan kesempatan kepada TK/PAUD untuk menampilkan pementasan seni yang akan dimulai pukul 16.00 Wita.

"Bagi pelajar SMA, kami berikan ruang untuk menampilkan gelar kreativitas seni setiap Jumat mulai pukul 19.30 Wita," kata Dewa Beratha.

Selain itu, tambahnya, pelajar SMA/SMK di Bali juga turut menyemarakkan ajang seni yang dibuat khusus untuk mewadahi generasi muda itu dalam kegiatan "Parade Cak Modern".

Parade Cak ini diikuti oleh 18 SMA/SMK di Bali yang merupakan pencerminan wakil dari sembilan kabupaten/kota di Bali.

Menurut dia, peserta Parade Cak tahun ini jumlahnya meningkat 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang diikuti oleh sembilan SMA/SMK di Bali.

"Parade Cak akan tampil pada Sabtu dan Minggu mulai pukul 19.30 Wita di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya," ucapnya.

Sementara itu Prof Dr I Made Bandem, budayawan yang sekaligus pembina Cak Modern itu menegaskan meskipun dalam parade tersebut menampilkan inovasi Cak, jangan sampai melupakan elemen utama Cak.

"Karena sesungguhnya Cak itu ansambel vokal. Demikian juga dari sisi kekotekan dan kekilitan Cak pun tidak boleh dilupakan. Jangan sampai karena bertema modern, lantas lebih mengutamakan inovasi penggabungan dengan alat musik lainnya," ucapnya. (*)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017