Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, peningkatan industri spa di Tanah Air mencapai tujuh persen setiap tahun.
"Indonesia termasuk tiga negara di kawasan Asia yang memiliki perkembangan industri spa yang cukup meningkat, di bawah India dan China," katanya di sela-sela jumpa pers Global Spa Summit di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin (16/5) malam.
Dia mengatakan, pihaknya menggarap serius industri tersebut karena memiliki potensi yang cukup besar dalam menyumbang pertumbuhan pariwisata.
Selain itu, bidang usaha yang menjadi bagian industri pariwisata itu juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Namun Jero Wacik tidak memiliki data secara pasti berapa besar penyerap tenaga kerja dari bidang usaha tersebut di Tanah Air.
"Kami belum melakukan pendataan karena usaha tersebut tergolong baru. Akan tetapi kami akan segera melakukan pendataan untuk melihat sejauh mana industri itu menyumbang pemasukan dari total pendapatan yang diterima di industri pariwisata yang bernilai tujuh sampai delapan miliar dolar AS," ujarnya.
Sementara Jeff Matthews, Co-Chair of The 2011 Summit mengatakan, industri spa di Indonesia terus berkembang, bahkan di wilayah itu bisnis modern spa pertama kali dikembangkan di wilayah Asia Tenggara.
"Berdasarkan data yang kami miliki, perputaran uang dalam industri spa di seluruh dunia adalah sebesar 260 miliar dolar AS. Akan tetapi kami belum mengetahui berapa persennya khusus di Indonesia dari jumlah tersebut," katanya.
Peter Ellies, CEO Spa Finder, Board Founder Member Global Spa Summit, mengatakan, dipilihnya Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Spa Summit untuk kali ini karena atas permintaan para delegasi peserta saat pelaksanaan acara tersebut di Turki pada 2010.
"Penyelenggaraan tersebut merupakan yang pertama kalinya di kawasan Asia, dan Bali terpilih selain atas desakan peserta, juga karena keindahan alam dan budaya keramahannya yang sangat terkenal," katanya.
Dia menjelaskan, selama berada di Pulau Dewata dirinya dengan delegasi yang lainnya merasakan keramahan khas yang tidak bisa diperoleh di daerah mana pun, hal itu sangatlah menggagumkan.
Global Spa Summit adalah pertemuan internasional tahunan yang secara khusus mendiskusikan industri Spa dan kesehatan. Pesertanya sebanyak 296 orang yang berasal dari 38 negara di seluruh dunia.
Acara tersebut bersifat khusus dengan undangan terbatas yang diikuti para eksekutif dan pimpinan dari seluruh dunia yang memiliki minat dalam industri tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Indonesia termasuk tiga negara di kawasan Asia yang memiliki perkembangan industri spa yang cukup meningkat, di bawah India dan China," katanya di sela-sela jumpa pers Global Spa Summit di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Senin (16/5) malam.
Dia mengatakan, pihaknya menggarap serius industri tersebut karena memiliki potensi yang cukup besar dalam menyumbang pertumbuhan pariwisata.
Selain itu, bidang usaha yang menjadi bagian industri pariwisata itu juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Namun Jero Wacik tidak memiliki data secara pasti berapa besar penyerap tenaga kerja dari bidang usaha tersebut di Tanah Air.
"Kami belum melakukan pendataan karena usaha tersebut tergolong baru. Akan tetapi kami akan segera melakukan pendataan untuk melihat sejauh mana industri itu menyumbang pemasukan dari total pendapatan yang diterima di industri pariwisata yang bernilai tujuh sampai delapan miliar dolar AS," ujarnya.
Sementara Jeff Matthews, Co-Chair of The 2011 Summit mengatakan, industri spa di Indonesia terus berkembang, bahkan di wilayah itu bisnis modern spa pertama kali dikembangkan di wilayah Asia Tenggara.
"Berdasarkan data yang kami miliki, perputaran uang dalam industri spa di seluruh dunia adalah sebesar 260 miliar dolar AS. Akan tetapi kami belum mengetahui berapa persennya khusus di Indonesia dari jumlah tersebut," katanya.
Peter Ellies, CEO Spa Finder, Board Founder Member Global Spa Summit, mengatakan, dipilihnya Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Spa Summit untuk kali ini karena atas permintaan para delegasi peserta saat pelaksanaan acara tersebut di Turki pada 2010.
"Penyelenggaraan tersebut merupakan yang pertama kalinya di kawasan Asia, dan Bali terpilih selain atas desakan peserta, juga karena keindahan alam dan budaya keramahannya yang sangat terkenal," katanya.
Dia menjelaskan, selama berada di Pulau Dewata dirinya dengan delegasi yang lainnya merasakan keramahan khas yang tidak bisa diperoleh di daerah mana pun, hal itu sangatlah menggagumkan.
Global Spa Summit adalah pertemuan internasional tahunan yang secara khusus mendiskusikan industri Spa dan kesehatan. Pesertanya sebanyak 296 orang yang berasal dari 38 negara di seluruh dunia.
Acara tersebut bersifat khusus dengan undangan terbatas yang diikuti para eksekutif dan pimpinan dari seluruh dunia yang memiliki minat dalam industri tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011