Mangupura (Antara Bali) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Badung, Bali, memantapkan wawasan kebangsaan para guru dan kepala sekolah yang mengajar di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di daerah ini.
"Ini sangat penting dimantapkan kembali wawasan kebangsaan para kepala sekolah dan guru agar lebih menghayati tentang jati diri bangsa Indonesia, yang nantinya diedukasi lagi kepada siswanya," kata Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Badung I Nyoman Suendi di Mangupura, Selasa.
Ia mengatakan, upaya ini juga untuk mewujudkan karakter bangsa dengan sistem kekeluargaan dan gotong royong yang berwawasan kebangsaan yang diikuti dengan perkembangan teknologi.
"Informasi mengharuskan lahirnya inovasi-inovasi baru bagi penguatan demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan yang sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat," katanya.
Menurut dia, pudarnya kesatuan dan persatuan nasional ini akibat disharmoni sosial yang diikuti koflik horizontal dan disharmonisasi vertikal, serta konflik yang berlatar belakang ras, etnis, suku dan agama.
"Ini disebabkan karena melemahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya wawasan kebangsaan untuk memperkokoh ketahanan nasional dan tetap tegaknya NKRI," katanya.
Ia mengatakan, ciri khas keberagaman Bangsa Indonesia yang multi kultur dan multi etnis, namun tetap merupakan satu bangsa kesatuan, yang ditegaskan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
"Oleh karena itu, bangsa Indonesia hidup dalam masyarakat majemuk adat istiadat, namun sesungguhnya justru karena berbeda-beda maka ia satu adanya," katanya.
Suendi menyampaikan, perbedaan itu sebagai kekuatan dalam keragaman untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya dalam satu tujuan.
"Satu masyarakat akan berada dalam ketertiban, ketentraman dan kenyamanan bila berhasil membangun harmoni sosial, baik aspek ideologi, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan," katanya.
Ia menambahkan, rasa saling percaya dan harmoni antara kelompok dan golongan masyarakat merupakan faktor yang penting untuk menciptakan rasa aman dan damai.
"Namun saat ini dinamika berbangsa dan bernegara yang berkembang di dalam masyarakat luas menunjukan tendensi penurunan tingkat derajat persatuan dan kesatuan anak bangsa, yang ditandai dengan semakin seringnya terjadi perselisihan yang bahkan berujung pada konflik antar seama komponen bangsa," ujarnya.
Sementara itu Kabid Idiologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Badung, I Made Arnaya melaporkan, maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk menyatukan visi pola pikir komponen bangsa dalam memantapkan wawasan kebangsaan, sehingga terwujudnya satu kesatuan persepsi guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
"Jumlah peserta yang mengikuti pemantapan sebanyak 100 orang dari Kepala Sekolah, Guru SD dan SMP di Kabupaten Badung, dengan Narasumber dari Badan Kesbang Pol Provinsi Bali, Dandim 1611 Badung dan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Badung," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Ini sangat penting dimantapkan kembali wawasan kebangsaan para kepala sekolah dan guru agar lebih menghayati tentang jati diri bangsa Indonesia, yang nantinya diedukasi lagi kepada siswanya," kata Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Badung I Nyoman Suendi di Mangupura, Selasa.
Ia mengatakan, upaya ini juga untuk mewujudkan karakter bangsa dengan sistem kekeluargaan dan gotong royong yang berwawasan kebangsaan yang diikuti dengan perkembangan teknologi.
"Informasi mengharuskan lahirnya inovasi-inovasi baru bagi penguatan demokrasi dan nilai-nilai kebangsaan yang sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat," katanya.
Menurut dia, pudarnya kesatuan dan persatuan nasional ini akibat disharmoni sosial yang diikuti koflik horizontal dan disharmonisasi vertikal, serta konflik yang berlatar belakang ras, etnis, suku dan agama.
"Ini disebabkan karena melemahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya wawasan kebangsaan untuk memperkokoh ketahanan nasional dan tetap tegaknya NKRI," katanya.
Ia mengatakan, ciri khas keberagaman Bangsa Indonesia yang multi kultur dan multi etnis, namun tetap merupakan satu bangsa kesatuan, yang ditegaskan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
"Oleh karena itu, bangsa Indonesia hidup dalam masyarakat majemuk adat istiadat, namun sesungguhnya justru karena berbeda-beda maka ia satu adanya," katanya.
Suendi menyampaikan, perbedaan itu sebagai kekuatan dalam keragaman untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya dalam satu tujuan.
"Satu masyarakat akan berada dalam ketertiban, ketentraman dan kenyamanan bila berhasil membangun harmoni sosial, baik aspek ideologi, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan," katanya.
Ia menambahkan, rasa saling percaya dan harmoni antara kelompok dan golongan masyarakat merupakan faktor yang penting untuk menciptakan rasa aman dan damai.
"Namun saat ini dinamika berbangsa dan bernegara yang berkembang di dalam masyarakat luas menunjukan tendensi penurunan tingkat derajat persatuan dan kesatuan anak bangsa, yang ditandai dengan semakin seringnya terjadi perselisihan yang bahkan berujung pada konflik antar seama komponen bangsa," ujarnya.
Sementara itu Kabid Idiologi dan Wawasan Kebangsaan Kesbangpol Badung, I Made Arnaya melaporkan, maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan ini untuk menyatukan visi pola pikir komponen bangsa dalam memantapkan wawasan kebangsaan, sehingga terwujudnya satu kesatuan persepsi guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
"Jumlah peserta yang mengikuti pemantapan sebanyak 100 orang dari Kepala Sekolah, Guru SD dan SMP di Kabupaten Badung, dengan Narasumber dari Badan Kesbang Pol Provinsi Bali, Dandim 1611 Badung dan Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Badung," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017