Denpasar (Antara Bali) - PT Pegadaian Area Denpasar, Bali, menargetkan akumulasi transaksi pinjaman untuk semua jenis produk yang dimilik Badan Usaha Milik Negara itu menembus Rp1,27 triliun hingga Desember 2017.

"Kami optimistis target transaksi pinjaman menembuas Rp1,27 triliun untuk semua jenis produk pinjaman yang kami miliki, diantaranya kredit cepat aman (KCA) dan kredit angsuran fidusia (Kreasi) untuk usaha mikro maupun kredit emas," kata Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Denpasar, Sucahya P. Laksana di Denpasar, Jumat.

Dari data sistem aplikasi GIS yang dimiliki PT Pegadaian tercatat sisa pinjaman nasabah Pegadaian diseluruh area Denpasar yang terakumulasi setiap bulannya, pada Juli 2017 mencapai Rp1,11 triliun atau mengalami kenaikan Rp10 miliar yang sebelumnya terhitung sejak Januari hingga Juni 2017 tercatat akumulasinya mencapai Rp1,10 miliar.

Sedangkan, akumulasi sisa pinjaman nasabah di Pegadaian pada 1-5 Agustus 2017 sudah tercatat mencapai Rp1,14 triliun atau mengalami kenaikan Rp40 miliar yang sebelumnya terhitung sejak Januari hingga Juli 2017 mencapai Rp1,11 triliun.

"Dahulu sisa pinjaman sempat mengalami kenaikan signifikan pada Mei 2017 yang mencapai Rp1,13 triliun," katanya.

Ia menganalisis, kenaikan transaksi pinjaman di Pegadaian pada Juni-Juli 2017 disebabkan banyak nasabah yang menebus barang yang digadainya seperti emas untuk digunakan saat Hari Raya Idul Fitri.

Kemudian, saat arus balik Lebaran, masyarakat kembali menggadai perhiasannya untuk digunakan memenuhi kebutuhan hidupnya selama di Bali atau kebutuhan usahanya.

Perhitungan transaksi ini akan terus berjalan setiap bulannya dan kami prediksi akumulasi transaksi sisa pinjaman di Pegadaian hingga akhir Agustus 2017 mencapai Rp1,15 triliun atau naik 40 miliar. Artinya sisa pinjaman dari semua nasabah terus kami akumulasi jumlahnya," ujarnya.

Ia menegaskan, sisa pinjaman nasabah ini betul-betul dari uang kredit nasabah yang mengendap di Pegadaian. "Ini merupakan uang yang mengendap di Pegadaian, bukan uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Kalau uang yang dipinjamkan ke nasabah pasti akan ada dilakukan penebusan," ujarnya.

Sucahnya menjelaskan, untuk produk KCA ini yang banyak dipilih masyarakat karena lebih mudah, cepat dan aman untuk mendapatkan kebutuhan uang dengan cara menggadaikan barangnya seperti emas, elektronik, kendaraan bermotor dan lainnya.

Untuk produk kreasi ini memberikan kemudahan kepada masyarakat yang memiliki usaha mikro yang nantinya akan disurvei jenis usahanya untuk mendapatkan jumlah pinjaman. "Untuk program ini, masyarakat yang ingin mengajukan kredit Kreasi ini harus memiliki surat izin usaha dan jaminan tambahan BPKB atau surat kendaraan bermotor," katanya.

Ia mencontohkan, seperti petani jeruk di Daerah Kintamani, Kabupaten Bangli, yang rata-rata memiliki kendaraan jenis truk dan pick up untuk menjalankan usaha pengiriman buah jeruknya ke pasar-pasar di Denpasar.

"Petani jeruk ini saat membutuhkan dana untuk mengembangkan usahanya, penjualannya atau mungkin menambah luas lahan kebunnya dapat mengajukan kredit untuk mengikuti program Kreasi ini, dengan syarat harus dilakukan survei dahulu untuk melihat lokasi dan izin usahanya ditambah dengan menjaminkan BPKB kendaraannya," katanya.(SRW)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Made Surya


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017