Denpasar (Antara Bali) - BritAma Sanur Village Festival (BSVF) mendorong upaya pelestarian budaya nelayan khas Bali melalui kompetisi "jukung" atau perahu layar tradisional agar keberadaanya tidak punah. 

 "Jika jukung lestari maka generasi mendatang akan tetap melihat dan menikmati keberadaannya," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar Anak Agung Bayu Brahmasta saat melepas kompetisi tersebut di Pantai Segara Ayu Sanur Denpasar, Rabu. 

 Menurut Bayu, kompetisi "jukung" merupakan salah satu bentuk kegiatan kebersamaan masyarakat nelayan di Sanur yang bersinergi dengan program promosi pariwisata.

 Pihaknya mengapresiasi panitia pelaksana BritAma Sanur Village Festival (BSVF) yang rutin setiap tahun menggelar kompetisi itu untuk menyadarkan masyarakat khususnya generasi muda bahwa perahu layar tradisional itu masih eksis dan perlu dilestarikan. 

 Terkait aktivitas nelayan, Bayu mengingatkan agar  pelestarian terumbu karang yang merupakan upaya untuk pelestarian sumber daya alam, juga menjadi bagian perhatian para nelayan.

 Kelestarian terumbu karang, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan dan membantu kelangsungan hidup nelayan menikmati hasil sumber daya laut yang berlimpah. 

Ketua Panitia Kompetisi Jukung I Wayan Jelantik Yana mengatakan kegiatan tersebur rutin dilaksanakan setiap tahun di perhelatan Sanur Village Festival. 

 Tahun ini pantia mengubah sistem kompetisi yakni 170 jukung peserta dibagi dalam lima kelompok seleksi dengan sistem babak penyisihan. 

 Hasilnya, lima perahu layar tradisional terbaik di setiap kelompok masuk babak final. 

 Jelantik menambahkan egiatan yang melibatkan "Sekaa" (kelompok) Jukung Dewi Satayo Jana Gandhi Sanur itu bertujuan untuk melestarikan aktivitas perahu tradisional. 

 "Kami ingin jukung yang ada di Pantai Sanur turut terlibat dalam kepariwisataan yang menjadi denyut nadi perekonomian Desa Sanur," ujar Jelantik. 

 Ketua Umum BSVF 2017 Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan ajang pariwisata tahunan itu selalu memberikan ruang bagi segala bentuk kreativitas warga, termasuk nelayan. 

 Mereka diajak merayakan kebersamaan dalam festival sekaligus menjadikan daya tarik bagi wisatawan yang menikmati keindahan Pantai Sanur. 

 "Masyarakat nelayan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap pelaksanaan SVF karena Sanur dikenal sebagai salah satu pusat nelayan di tengah pariwisata," ucapnya. 

 Sementara itu pada ajang kompetisi jukung tersebut sebanyak 25 jukung berlaga dari lokasi berlayar di Pantai Segara Ayu, Sanur dengan menempuh jarak sekitar 30 kilometer. 

 Pada kompetisi yang melalui rute Pantai Segara Ayu-Pantai Bali Beach-Pantai Semawang dan kembali lagi ke garis akhir di Pantai Segara Ayu akhirnya dimenangkan Jukung nomor 96 dengan "bendega" atau nelayan Gusti Oka Sulaksana dari kelompok IV, disusul juara kedua Jukung nomor 100 dengan bendega Wayan Suwena dari kelompok V dan juara ketiga Jukung nomor tiga dengan bendega Artika dari kelompok III. (Dwa) 

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017