Tabanan (Antara Bali) - Wakil Bupati Tabanan, Bali I Komang Gede Sanjaya berbaur bersama masyarakat Banjar Tuakilang Baleran mengadakan persembahyangan bersama di Pura Luhur Pesimpangan Kuwub Batukaru, Selasa.
Persembahyangan bersama itu serangkaian kegiatan ritual "Pujawali" di Pura Luhur Pesimpangan Kuwub Batukaru Tabanan yang jatuh setiap enam bulan sekali (210 hari).
Wabup I Komang Gede Sanjaya pada kesempatan itu menyerahkan bantuan "Sarin Canang" dan meninjau bangunan suci di pura tersebut.
Ketua Panitia Piodalan pura tersebut Gusti Kade Kartika Awatara memberikan apresiasi atas kedatangan Wabup Komang Gede Sanjaya tersebut.
"Ini merupakan bentuk kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Tabanan terhadap Masyarakat di sini. Kami yakin dengan kehadiran Wabup untuk menyaksikan ritual ini, akan mampu menjadi motivasi bagi warga dalam meningkatkan gotong-royong dan rasa kebersamaan di masyarakat," ujarnya.
Kartika Awatara menjelaskan, prosesi ritual mulai dilakukan Rabu (9/8), dan berlangsung selama tiga hari.
Ia mengharapkan agar masyarakat, dapat mengetahui keberadaan pura tersebut dan melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan dan kerahayuan bersama.
Kegiatan ritual tersebut menghabiskan dana sekitar Rp25 juta yang bersumber dari swadaya masyarakat pengembon pura tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Persembahyangan bersama itu serangkaian kegiatan ritual "Pujawali" di Pura Luhur Pesimpangan Kuwub Batukaru Tabanan yang jatuh setiap enam bulan sekali (210 hari).
Wabup I Komang Gede Sanjaya pada kesempatan itu menyerahkan bantuan "Sarin Canang" dan meninjau bangunan suci di pura tersebut.
Ketua Panitia Piodalan pura tersebut Gusti Kade Kartika Awatara memberikan apresiasi atas kedatangan Wabup Komang Gede Sanjaya tersebut.
"Ini merupakan bentuk kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Tabanan terhadap Masyarakat di sini. Kami yakin dengan kehadiran Wabup untuk menyaksikan ritual ini, akan mampu menjadi motivasi bagi warga dalam meningkatkan gotong-royong dan rasa kebersamaan di masyarakat," ujarnya.
Kartika Awatara menjelaskan, prosesi ritual mulai dilakukan Rabu (9/8), dan berlangsung selama tiga hari.
Ia mengharapkan agar masyarakat, dapat mengetahui keberadaan pura tersebut dan melakukan persembahyangan untuk memohon keselamatan dan kerahayuan bersama.
Kegiatan ritual tersebut menghabiskan dana sekitar Rp25 juta yang bersumber dari swadaya masyarakat pengembon pura tersebut. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017