Denpasar (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Kota Denpasar menyatakan, tingkat kesadaran ibu menyusui untuk memberikan air susu ibu (ASI) di ibu kota Provinsi Bali itu masih rendah.
"Berdasarkan data 2010, tingkat kesadaran pemberian ASI itu hanya sekitar 38 persen dari 11.000 ibu menyusui di wilayah itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Luh Putu Sri Armini, Kamis.
Dia menjelaskan, pada 2011 pihaknya menargetkan meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya, menjadi 45 persen.
Tetapi target itu masih jauh dari sasaran kesadaran pemberian ASI secara nasional, sebesar 65 persen.
Penyebab dari cukup rendahnya kesadaran pemberian ASI itu, karena cukup banyak kaum ibu merupakan pekerja sehingga tidak bisa meluangkan waktu cukup banyak untuk memberikannya pada anak.
Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran tersebut adalah dengan memberikan penyuluhan kepada kaum ibu tentang manfaat air susu ibu.
"Banyak manfaat dari ASI, antara lain mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak. Selain itu mengandung protein yang tinggi," ujarnya menjelaskan.
Sri Armini mengatakan, selain memberikan penyuluhan yang rutin lewat kader posyandu di setiap "banjar", pihaknya juga telah menyiapkan pojok laktasi atau ruangan khusus untuk menyusui di sejumlah fasilitas umum.
Seperti di sembilan puskesmas di wilayah ibu kota tujuan wisata internasional itu tersedia ruangan itu meskipun tidak terlalu besar.
Pojok laktasi itu selain digunakan sebagai tempat menyusui, di ruangan tersebut bisa digunakan konsultasi dengan petugas tentang berbagai hal terkait kesehatan dan perkembangan anak.
"Kami berencana untuk menambah ruangan tersebut di 25 puskesmas pembantu di Denpasar," ujarnya menandaskan.
Sebelumnya Ketua IV Tim Penggerak PKK Pusat Susi Soebekti menilai jika kesadaran pemberian ASI di Kota Denpasar masih cukup rendah dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Berdasarkan data 2010, tingkat kesadaran pemberian ASI itu hanya sekitar 38 persen dari 11.000 ibu menyusui di wilayah itu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Luh Putu Sri Armini, Kamis.
Dia menjelaskan, pada 2011 pihaknya menargetkan meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI kepada anaknya, menjadi 45 persen.
Tetapi target itu masih jauh dari sasaran kesadaran pemberian ASI secara nasional, sebesar 65 persen.
Penyebab dari cukup rendahnya kesadaran pemberian ASI itu, karena cukup banyak kaum ibu merupakan pekerja sehingga tidak bisa meluangkan waktu cukup banyak untuk memberikannya pada anak.
Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran tersebut adalah dengan memberikan penyuluhan kepada kaum ibu tentang manfaat air susu ibu.
"Banyak manfaat dari ASI, antara lain mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak. Selain itu mengandung protein yang tinggi," ujarnya menjelaskan.
Sri Armini mengatakan, selain memberikan penyuluhan yang rutin lewat kader posyandu di setiap "banjar", pihaknya juga telah menyiapkan pojok laktasi atau ruangan khusus untuk menyusui di sejumlah fasilitas umum.
Seperti di sembilan puskesmas di wilayah ibu kota tujuan wisata internasional itu tersedia ruangan itu meskipun tidak terlalu besar.
Pojok laktasi itu selain digunakan sebagai tempat menyusui, di ruangan tersebut bisa digunakan konsultasi dengan petugas tentang berbagai hal terkait kesehatan dan perkembangan anak.
"Kami berencana untuk menambah ruangan tersebut di 25 puskesmas pembantu di Denpasar," ujarnya menandaskan.
Sebelumnya Ketua IV Tim Penggerak PKK Pusat Susi Soebekti menilai jika kesadaran pemberian ASI di Kota Denpasar masih cukup rendah dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011