Jakarta (Antara Bali) - Bank Dunia akan membantu mengurangi angka "stunting" atau kekerdilan karena kurang gizi yang dialami oleh sekitar 30 persen balita atau bayi bawah lima tahun di Indonesia.

Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim secara khusus menyoroti isu stunting sebagai salah satu tantangan besar dalam pembangunan sumber daya manusia, sehingga membutuhkan penanganan serius.

"Anak berumur dua tahun yang menderita stunting memiliki volume otak 40 persen lebih kecil dibandingkan anak yang tidak terkena," ujar Kim dalam acara Supermentor ke-20 yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Selasa malam.

Stunting, menurut Kim, berkaitan erat dengan kemiskinan di mana 48 persen balita yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga miskin di Indonesia menderita kondisi ini.

Sementara saat ini, prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi dengan sembilan juta balita atau sepertiga dari seluruh balita Indonesia mengalami stunting. Mekanisme yang diajukan Kim untuk mengurangi prevalensi stunting pada balita di Indonesia yakni dengan menggiatkan petugas kesehatan masyarakat.

Kim mengaku telah menyampaikan usulan tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan akan mendiskusikan lebih jauh isu stunting pada balita dalam pertemuan pada Rabu (26/7). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Yashinta Difa

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017