Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar, Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri upacara ritual di Pura Luhur Puncak Petali di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
"Saya melakukan persembahyangan serangkaian `Pujawali` (peringatan) Pura Luhur Puncak Petali untuk memohon keselamatan dan kesejahterakan alam semesta ini," kata Wali Kota Rai Mantra, seusai melakukan persembahyangan di pura tersebut, di Tabanan, Kamis.
Kehadiran Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama rombongan disambut pengurus adat dan Kepala Desa Jatiluwih serta para pemangku (rohaniawan Hindu) dan warga masyarakat setempat.
Rai Mantra lebih lanjut mengatakan keberadan pura tersebut sangat sakral, karena disebelahnya terdapat "bulakan" (sumber air seperti cubang). Bahkan "bulakan" itu tidak pernah kering walau musim kemarau.
"Keberadaan `bulakan` yang tidak pernah kering meski musim kemarau merupakan hal luar biasa yang harus dilestarikan," ucapnya.
Sementara Bendesa (Ketua) Adat Desa Jatiluwih, Wayan Yasa mengatakan untuk Pura Bulakan ini merupakan untuk kesuburan. Mengingat sepanjang tahun "bulakan" yang ada di pura tersebut tidak pernah kering.
"Meski musim kemarau panjang, keberadaan `bulakan` di pura itu tidak pernah kering. Bahkan tidak ada air yang mengalis meski daerah tersebut merupakan tanah tegalan," ujarnya.
Keberadaan Pura Bulakan diharap dapat memberikan kesuburan pada alam sekitarnya. Terkait dengan pelaksanaan "Pujawali" di Pura Luhur Puncak Petali Wayan Yasa mengatakan rangkaian pelaksanaan pujawali telah dilaksanakan sejak hari Jumat (14/7) lalu.
Sedangkan untuk pelaksanaan "pujawali" akan berakhir pada Minggu (23/7), dan acara tersebut juga ditampilkan berbagai tari-tarian termasuk penampilan tari topeng. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya melakukan persembahyangan serangkaian `Pujawali` (peringatan) Pura Luhur Puncak Petali untuk memohon keselamatan dan kesejahterakan alam semesta ini," kata Wali Kota Rai Mantra, seusai melakukan persembahyangan di pura tersebut, di Tabanan, Kamis.
Kehadiran Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama rombongan disambut pengurus adat dan Kepala Desa Jatiluwih serta para pemangku (rohaniawan Hindu) dan warga masyarakat setempat.
Rai Mantra lebih lanjut mengatakan keberadan pura tersebut sangat sakral, karena disebelahnya terdapat "bulakan" (sumber air seperti cubang). Bahkan "bulakan" itu tidak pernah kering walau musim kemarau.
"Keberadaan `bulakan` yang tidak pernah kering meski musim kemarau merupakan hal luar biasa yang harus dilestarikan," ucapnya.
Sementara Bendesa (Ketua) Adat Desa Jatiluwih, Wayan Yasa mengatakan untuk Pura Bulakan ini merupakan untuk kesuburan. Mengingat sepanjang tahun "bulakan" yang ada di pura tersebut tidak pernah kering.
"Meski musim kemarau panjang, keberadaan `bulakan` di pura itu tidak pernah kering. Bahkan tidak ada air yang mengalis meski daerah tersebut merupakan tanah tegalan," ujarnya.
Keberadaan Pura Bulakan diharap dapat memberikan kesuburan pada alam sekitarnya. Terkait dengan pelaksanaan "Pujawali" di Pura Luhur Puncak Petali Wayan Yasa mengatakan rangkaian pelaksanaan pujawali telah dilaksanakan sejak hari Jumat (14/7) lalu.
Sedangkan untuk pelaksanaan "pujawali" akan berakhir pada Minggu (23/7), dan acara tersebut juga ditampilkan berbagai tari-tarian termasuk penampilan tari topeng. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017