Mangupura (Antara Bali) - Kegiatan Festival Budaya Pertanian (FBP) ke-6 yang dibuka Bupati Badung, Bali, I Nyoman Giri Prasta di Jembatan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Sabtu, berlangsung meriah.
Festival Budaya Pertanian ini turut menyuguhkan atraksi kesenian khas dari enam kecamatan yang ada di Kabupaten Badung yakni Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta, dan Kuta Selatan, seperti atraksi tarian kolosal yang menceritakan tentang kehidupan para petani dan parade hasil pertanian maupun budaya yang dimiliki masing-masing kecamatan.
"Festival Budaya Pertanian ini diharapkan menjadi suatu daya tarik wisatawan agar lebih banyak datang ke Kabupaten Badung khusunya dan Bali umumnya," kata Giri Prasta dalam sambutannya di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Sabtu.
Dalam acara itu turut dihadiri Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, Anggota Komisi X DPR RI Wayan Koster, Ketua DPRD Badung Putu Parwata beserta anggota dewan lainnya dan segenap pejabat dan staf di SKPD setempat yang disaksikan masyarakat yang hadir dalam acara itu.
Giri Prasta yang juga mantan Ketua DPRD Badung tetap konsisten bahwa kegiatan festival budaya ini tetap dilakukan yang dibagi menjadi tiga wilayah, yakni di Badung bagian selatan berupa Festival Budaya Bahari, Badung tengah berupa Festival Budaya dan Seni.
"Festival Budaya Pertanian yang disaksikan bersama ini kami lakukan di Badung bagian utara sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi yang ada di Kabupaten Badung," ujarnya.
Kegiatan ini sejalan dengan program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) Kabupaten Badung dengan konsep hulu, tengah, dan hilir.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali, IGA K Sudartmaja mengatakan kegiatan Festival Budaya Pertanian ke-6 ini berlangsung empat hari yakni 15-18 Juli 2017 dengan mengambil tema "Angajablango" yang memiliki makna mendambakan seni.
"Kami meyakini seni dan budaya memiliki kekuatan luar biasa, karena mengandung dimensi estetika, ketulusan, spiritual, totalitas dan mencerminkan karakter masyarakat. Namun, yang terpenting seni membawa aura positif. Hal ini sejalan dengan moto membangun Badung dengan pendekatan budaya," katanya.
Kegiatan ini dapat mengangkat citra Badung bagian utara, menggali spirit budaya pertanian sebagai roh pariwisata, mendorong transaksi bisnis komoditas pertanian maupun menginisiasi tumbuhnya pertanian dan pariwisata maupun sebagai media dialog publik.
"Festival kali ini diikuti utusan dari enam kecamatan, desa wisata dan kelompok KTNA, kelompok wanita tani, karang taruna, OPD pelayanan publik dan juga peserta dari Kabupaten Bangli dan Denpasar," ujarnya.
Hadir pula pengusaha sektor pertanian, siswa SMK se-Badung dan himpunan seniman dan masyatakat luas. Kegiatan ini juga memamerkan produk pertanian, demo masak, lomba kuliner, aneka lomba pertanian, pertemuan antara masyarakat dengan wisatawan, lari gembira dan pentas seni maupun hiburan.
"Sebagai media pemberdayaan masyarakat, kegiatan ini bernuansa tradisional, padu dan beriringan dengan moderenisasi teknologi saat ini," katanya.
Ia menegaskan, kegiatan ini sebagai bentuk investasi dan edukasi yang bermuara pada daya saing untuk meningkatkan komoditas pertanian, maupun pengelolaan sumber daya alam dan SDM.
"Festival kali ini juga telah mencetak pengusaha muda, baik itu dibidang pertanian kopi, asparagus, jambu kristal, jambu merah dan pertanian hidroponik," katanya.
Sudaratmaja yang akan menginjak pensiun pada 1 Agustus 2017, mengakui kegiatan Festival Budaya Pertanian ini perlu evaluasi dan penyempurnaan untuk menuju tujuan yang ideal seperti yang diharapkan bersama. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Festival Budaya Pertanian ini turut menyuguhkan atraksi kesenian khas dari enam kecamatan yang ada di Kabupaten Badung yakni Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta, dan Kuta Selatan, seperti atraksi tarian kolosal yang menceritakan tentang kehidupan para petani dan parade hasil pertanian maupun budaya yang dimiliki masing-masing kecamatan.
"Festival Budaya Pertanian ini diharapkan menjadi suatu daya tarik wisatawan agar lebih banyak datang ke Kabupaten Badung khusunya dan Bali umumnya," kata Giri Prasta dalam sambutannya di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Sabtu.
Dalam acara itu turut dihadiri Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, Anggota Komisi X DPR RI Wayan Koster, Ketua DPRD Badung Putu Parwata beserta anggota dewan lainnya dan segenap pejabat dan staf di SKPD setempat yang disaksikan masyarakat yang hadir dalam acara itu.
Giri Prasta yang juga mantan Ketua DPRD Badung tetap konsisten bahwa kegiatan festival budaya ini tetap dilakukan yang dibagi menjadi tiga wilayah, yakni di Badung bagian selatan berupa Festival Budaya Bahari, Badung tengah berupa Festival Budaya dan Seni.
"Festival Budaya Pertanian yang disaksikan bersama ini kami lakukan di Badung bagian utara sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi yang ada di Kabupaten Badung," ujarnya.
Kegiatan ini sejalan dengan program Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) Kabupaten Badung dengan konsep hulu, tengah, dan hilir.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali, IGA K Sudartmaja mengatakan kegiatan Festival Budaya Pertanian ke-6 ini berlangsung empat hari yakni 15-18 Juli 2017 dengan mengambil tema "Angajablango" yang memiliki makna mendambakan seni.
"Kami meyakini seni dan budaya memiliki kekuatan luar biasa, karena mengandung dimensi estetika, ketulusan, spiritual, totalitas dan mencerminkan karakter masyarakat. Namun, yang terpenting seni membawa aura positif. Hal ini sejalan dengan moto membangun Badung dengan pendekatan budaya," katanya.
Kegiatan ini dapat mengangkat citra Badung bagian utara, menggali spirit budaya pertanian sebagai roh pariwisata, mendorong transaksi bisnis komoditas pertanian maupun menginisiasi tumbuhnya pertanian dan pariwisata maupun sebagai media dialog publik.
"Festival kali ini diikuti utusan dari enam kecamatan, desa wisata dan kelompok KTNA, kelompok wanita tani, karang taruna, OPD pelayanan publik dan juga peserta dari Kabupaten Bangli dan Denpasar," ujarnya.
Hadir pula pengusaha sektor pertanian, siswa SMK se-Badung dan himpunan seniman dan masyatakat luas. Kegiatan ini juga memamerkan produk pertanian, demo masak, lomba kuliner, aneka lomba pertanian, pertemuan antara masyarakat dengan wisatawan, lari gembira dan pentas seni maupun hiburan.
"Sebagai media pemberdayaan masyarakat, kegiatan ini bernuansa tradisional, padu dan beriringan dengan moderenisasi teknologi saat ini," katanya.
Ia menegaskan, kegiatan ini sebagai bentuk investasi dan edukasi yang bermuara pada daya saing untuk meningkatkan komoditas pertanian, maupun pengelolaan sumber daya alam dan SDM.
"Festival kali ini juga telah mencetak pengusaha muda, baik itu dibidang pertanian kopi, asparagus, jambu kristal, jambu merah dan pertanian hidroponik," katanya.
Sudaratmaja yang akan menginjak pensiun pada 1 Agustus 2017, mengakui kegiatan Festival Budaya Pertanian ini perlu evaluasi dan penyempurnaan untuk menuju tujuan yang ideal seperti yang diharapkan bersama. (WDY)
Video oleh I Made Surya
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017