Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyerahkan penghargaan Pengabdi Seni kepada sembilan seniman dari kabupaten/kota di Pulau Dewata yang dinilai berjasa dalam melestarikan seni dan budaya.
"Penghargaan ini saya harapkan dapat menjadi salah satu motivasi bagi seluruh seniman untuk melanjutkan pengabdian dan ngayah (bekerja ikhlas) dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Bali yang adiluhung," kata Pastika saat menyampaikan sambutan pada Penyerahan Penghargaan Seniman Pengabdi Seni Tahun 2017, Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar, Senin malam (25/6).
Menurut dia, pengabdian para seniman "lingsir" atau tua telah menunjukkan bahwa beliau-beliau mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian yang telah diwariskan oleh para leluhur.
Seniman lingsir adalah pewaris sekaligus penerus, hasil cipta, rasa, karsa dari para leluhur kepada generasi sekarang dan generasi mendatang.
"Tidak berhenti sampai di sini saja, kreativitas seniman kita telah melahirkan hasil-hasil karya yang baru, yang inovatif, serta bermutu tinggi. Semangat ngayah yang menjadi landasan pengabdian ini, menjadi teladan bagi generasi muda untuk semakin menanamkan rasa cinta pada kebudayaan, melalui penghayatan nilai-nilai dan pelaksanaan praktik pengembangan dan pelestarian kebudayaan daerah," ujar Pastika.
Dia menambahkan, keberadaan seni budaya Bali yang tetap Lestari bahkan berkembang di tengah derasnya arus globalisasi saat ini tentu tidak bisa dilepaskan oleh peran dan pengabdian para seniman lingsir.
Budaya global dengan kemajuan teknologinya yang mengancam eksistensi nilai-nilai tradisional Bali harus diseleksi agar dapat memperkuat dan memperkaya setiap unsur kebudayaan daerah.
"Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada para seniman untuk berkreasi dan berinovasi di antaranya melalui penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) sebulan penuh, Bali Mandara Mahalango sebulan penuh setelah PKB, serta gelar seni akhir pekan Bali Mandara Nawanatya sepanjang tahun," ucapnya.
Taman Budaya, lanjut Pastika, telah penuh dengan agenda kesenian sehingga seluruh seniman di Bali berkesempatan menampilkan kemampuan dan hasil karyanya kepada masyarakat luas.
Orang nomor satu di Bali ini tidak memungkiri saat ini telah banyak tumbuh dan berkembang berbagai "sekaa" atau kelompok kesenian di seluruh pelosok Bali. Namun demikian, sejalan dengan tuntutan zaman pengembangan seni budaya harus diarahkan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup seniman.
"Saat ini, seni bukan hanya untuk ngayah, tetapi seni adalah untuk hidup. Inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah, pembina seni, lembaga pendidikan seni dan semua kita yang peduli terhadap seni dan senimannya," katanya.
Dengan penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali setiap tahun, telah membuktikan bahwa kehidupan berkesenian masyarakat Bali sangat semarak dan semua seni tradisional masih lestari, di samping sangat banyak lahirnya kreasi garapan baru.
"Saya mengajak kita semua, untuk senantiasa mempertahankan komitmen yang tinggi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah yang kita banggakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera," kata Pastika.
Sementara itu, Ketua Panitia Pesta Kesenian Bali ke-39 Dewa Putu Beratha mengatakan jika pemberian penghargaan Pengabdi Seni merupakan wujud perhatian Pemerintah Provinsi Bali terhadap para seniman yang telah mengabdikan hidupnya pada bidang seni dan budaya Bali.
"Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan penghargaan kepada pengabdi seni sejak tahun 1985 yang dilaksanakan serangkaian pelaksanaan Pesta Kesenian Bali setiap tahunnya," ujarnya.
Proses pemberian penghargaan Pengabdi Seni tahun 2017 berdasarkan atas usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali untuk selanjutnya diseleksi oleh tim kurator PKB dan dipilih penerima penghargaan pengabdi seni sebanyak sembilan orang, ditetapkan dengan keputusan Gubernur Bali Nomor 1287/03-K/HK/2017 tanggal 7 Juni 2017.
Kesembilan penerima penghargaan tersebut ialah I Wayan Swardaniyasa (65), Seniman Tari, Tabuh dan Pencipta Lagu, asal Banjar Ulapan, Desa Blahkiuh, Badung, Putu Sumardika (61), Seniman Karawitan, asal Banjar Dinas Delod Margi, Desa Nagasepeha, Buleleng dan I Wayan Sweca (69) Seniman Karawitan, asal Kesiman Pentilan, Denpasar.
Selanjutnya Ida Made Giur Dipta (69), Seniman Tari dan Karawitan, asal Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Karangasem, Ni Wayan Ranten (65), Seniman Tari (Tari Arja) asal Denpasar, I Nyoman Pudja (63), Seniman Tari asal Banjar Tanggahan Tengah, Desa Demulih, Bangli, I Nengah Madia (69), Seniman Sastra Daerah, asal Pemedilan, Dauhwaru, Jembrana, Ketut Surata (78), Seniman Sastra Daerah, asal Banjar Pande, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung. Serta I Made Mundra (58), Seniman Tari, asal Banjar Serason, Desa Pitra, Tabanan.
Para penerima penghargaan tersebut diberikan piagam penghargaan dan sejumlah uang tunai. Menurut Dewa Beratha, esensi dari pemberian Penghargaan Pengabdi Seni Tahun 2017 ini, bukan semata-mata nilai uang yang diterima namun penghormatan dan pengakuan terhadap jasa-jasa seniman tersebut sehingga dapat diketahui oleh generasi muda Bali.
"Dengan demikian segala jasa serta pengorbanan para seniman tersebut dapat diteladani oleh generasi muda dan tujuan utama yaitu keberlanjutan seni budaya Bali dapat tercapai," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Penghargaan ini saya harapkan dapat menjadi salah satu motivasi bagi seluruh seniman untuk melanjutkan pengabdian dan ngayah (bekerja ikhlas) dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Bali yang adiluhung," kata Pastika saat menyampaikan sambutan pada Penyerahan Penghargaan Seniman Pengabdi Seni Tahun 2017, Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar, Senin malam (25/6).
Menurut dia, pengabdian para seniman "lingsir" atau tua telah menunjukkan bahwa beliau-beliau mampu menjadi penerus nilai-nilai berkesenian yang telah diwariskan oleh para leluhur.
Seniman lingsir adalah pewaris sekaligus penerus, hasil cipta, rasa, karsa dari para leluhur kepada generasi sekarang dan generasi mendatang.
"Tidak berhenti sampai di sini saja, kreativitas seniman kita telah melahirkan hasil-hasil karya yang baru, yang inovatif, serta bermutu tinggi. Semangat ngayah yang menjadi landasan pengabdian ini, menjadi teladan bagi generasi muda untuk semakin menanamkan rasa cinta pada kebudayaan, melalui penghayatan nilai-nilai dan pelaksanaan praktik pengembangan dan pelestarian kebudayaan daerah," ujar Pastika.
Dia menambahkan, keberadaan seni budaya Bali yang tetap Lestari bahkan berkembang di tengah derasnya arus globalisasi saat ini tentu tidak bisa dilepaskan oleh peran dan pengabdian para seniman lingsir.
Budaya global dengan kemajuan teknologinya yang mengancam eksistensi nilai-nilai tradisional Bali harus diseleksi agar dapat memperkuat dan memperkaya setiap unsur kebudayaan daerah.
"Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada para seniman untuk berkreasi dan berinovasi di antaranya melalui penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) sebulan penuh, Bali Mandara Mahalango sebulan penuh setelah PKB, serta gelar seni akhir pekan Bali Mandara Nawanatya sepanjang tahun," ucapnya.
Taman Budaya, lanjut Pastika, telah penuh dengan agenda kesenian sehingga seluruh seniman di Bali berkesempatan menampilkan kemampuan dan hasil karyanya kepada masyarakat luas.
Orang nomor satu di Bali ini tidak memungkiri saat ini telah banyak tumbuh dan berkembang berbagai "sekaa" atau kelompok kesenian di seluruh pelosok Bali. Namun demikian, sejalan dengan tuntutan zaman pengembangan seni budaya harus diarahkan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup seniman.
"Saat ini, seni bukan hanya untuk ngayah, tetapi seni adalah untuk hidup. Inilah yang menjadi tanggung jawab pemerintah, pembina seni, lembaga pendidikan seni dan semua kita yang peduli terhadap seni dan senimannya," katanya.
Dengan penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali setiap tahun, telah membuktikan bahwa kehidupan berkesenian masyarakat Bali sangat semarak dan semua seni tradisional masih lestari, di samping sangat banyak lahirnya kreasi garapan baru.
"Saya mengajak kita semua, untuk senantiasa mempertahankan komitmen yang tinggi dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah yang kita banggakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera," kata Pastika.
Sementara itu, Ketua Panitia Pesta Kesenian Bali ke-39 Dewa Putu Beratha mengatakan jika pemberian penghargaan Pengabdi Seni merupakan wujud perhatian Pemerintah Provinsi Bali terhadap para seniman yang telah mengabdikan hidupnya pada bidang seni dan budaya Bali.
"Pemerintah Provinsi Bali telah memberikan penghargaan kepada pengabdi seni sejak tahun 1985 yang dilaksanakan serangkaian pelaksanaan Pesta Kesenian Bali setiap tahunnya," ujarnya.
Proses pemberian penghargaan Pengabdi Seni tahun 2017 berdasarkan atas usulan dari Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali untuk selanjutnya diseleksi oleh tim kurator PKB dan dipilih penerima penghargaan pengabdi seni sebanyak sembilan orang, ditetapkan dengan keputusan Gubernur Bali Nomor 1287/03-K/HK/2017 tanggal 7 Juni 2017.
Kesembilan penerima penghargaan tersebut ialah I Wayan Swardaniyasa (65), Seniman Tari, Tabuh dan Pencipta Lagu, asal Banjar Ulapan, Desa Blahkiuh, Badung, Putu Sumardika (61), Seniman Karawitan, asal Banjar Dinas Delod Margi, Desa Nagasepeha, Buleleng dan I Wayan Sweca (69) Seniman Karawitan, asal Kesiman Pentilan, Denpasar.
Selanjutnya Ida Made Giur Dipta (69), Seniman Tari dan Karawitan, asal Banjar Dinas Pekandelan, Desa Culik, Karangasem, Ni Wayan Ranten (65), Seniman Tari (Tari Arja) asal Denpasar, I Nyoman Pudja (63), Seniman Tari asal Banjar Tanggahan Tengah, Desa Demulih, Bangli, I Nengah Madia (69), Seniman Sastra Daerah, asal Pemedilan, Dauhwaru, Jembrana, Ketut Surata (78), Seniman Sastra Daerah, asal Banjar Pande, Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung. Serta I Made Mundra (58), Seniman Tari, asal Banjar Serason, Desa Pitra, Tabanan.
Para penerima penghargaan tersebut diberikan piagam penghargaan dan sejumlah uang tunai. Menurut Dewa Beratha, esensi dari pemberian Penghargaan Pengabdi Seni Tahun 2017 ini, bukan semata-mata nilai uang yang diterima namun penghormatan dan pengakuan terhadap jasa-jasa seniman tersebut sehingga dapat diketahui oleh generasi muda Bali.
"Dengan demikian segala jasa serta pengorbanan para seniman tersebut dapat diteladani oleh generasi muda dan tujuan utama yaitu keberlanjutan seni budaya Bali dapat tercapai," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017