Singaraja (Antara Bali) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu I Ketut Widnya menyatakan, pasraman atau model pendidikan berbasis agama Hindu dapat memperkuat karakter dan budi pekerti siswa sebagai penerus pembangunan bangsa dan negara.

"Pendidikan pasraman baik formal maupun informal dapat mendorong penguatan pendidikan karakter melalui intensifikasi pembelajaran keagamaan," kata Widnya ketika mengisi lokakarya akreditasi perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Negeri Mpu Kuturan, Kota Singaraja, Sabtu.

Ia mengatakan pihaknya terus mendorong program sosialisasi pendidikan model pasraman karena selama ini kurang direspons masyarakat secara signifikan.

Pasraman, kata Widnya, baik formal maupun informal baik di Bali maupun di luar Bali efektif memberikan pemahaman pendidikan susila, etika dan tata krama kepada para siswa.

"Jika dilihat lebih jauh lagi misalnya dengan konsep pasraman formal, siswa berada di sekolah bersama guru selama 24 penuh atau dikenal dengan `school boarding`, maka akan sangat baik sekali. Pasraman nonformal seperti di luar Bali misalnya selama ini dinilai efektif mengantisipasi permasalahan kekurangan guru di luar Bali," tutur dia.

Mantan Ketua STAH Negeri Gde Pudja Mataram itu juga mengungkapkan, pendidikan model pasraman dan keberadaan perguruan tinggi Hindu di Tanah Air dapat membangun peradaban masyarakat berlandaskan pada ajaran agama.

Peradaban harus dibangun dari masyarakat itu. Dengan peradaban, nilai-nilai dan aturan agama dapat dijalankan dengan benar oleh pemeluknya.

"Tujuan Hindu harus dipahami. Manusia lahir pasti memiliki tujuan dan bagaimana cara-cara kita mencapai tujuan itu. Tujuan agama Hindu sudah jelas yakni `moksartham jagadhita ya ca iti dharma` ( agama (dharma) bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin (moksa)," kata dia. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017