Jakarta (Antara Bali) - Sebanyak 320 anak Palestina mendapatkan orangtua asuh dari Indonesia melalui program SOSUYIT (Saya Orang Tua Asuh Yatim Palestina) yang digagas oleh seorang warga Indonesia, Abdillah Onim, seperti dinyatakan oleh Kuasa Usaha ad Interim KBRI Amman, Nico Adam, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan, Abdillah Onim yang akrab disapa dengan "Bang Onim" dan telah bermukim di Gaza sejak 2008 memediasi bantuan masyarakat Muslim Indonesia bagi anak-anak Palestina untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Menurut Nico, program santunan dari dermawan muslim Indonesia untuk anak yatim Palestina ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Gaza.
"Tidak lebih sebulan dari peluncuran program ini, telah terdaftar ratusan warga Indonesia yang bersedia menjadi orang tua asuh bagi anak-anak Palestina. Bahkan, ada diantara mereka yang bersedia menyantuni empat hingga lima anak yatim," jelas Nico.
Pada akhirnya ada 320 anak yatim Palestina yang berhak mendapatkan bantuan pendidikan. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak yang kehilangan ayah akibat agresi Israel. Sementara itu, Bang Onim menjelaskan bahwa program ini adalah upaya membantu dan mengayomi anak yatim yang kehilangan ayah dan anggota keluarga lainnya yang seharusnya menanggung hidup mereka.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Dia menambahkan, Abdillah Onim yang akrab disapa dengan "Bang Onim" dan telah bermukim di Gaza sejak 2008 memediasi bantuan masyarakat Muslim Indonesia bagi anak-anak Palestina untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Menurut Nico, program santunan dari dermawan muslim Indonesia untuk anak yatim Palestina ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Gaza.
"Tidak lebih sebulan dari peluncuran program ini, telah terdaftar ratusan warga Indonesia yang bersedia menjadi orang tua asuh bagi anak-anak Palestina. Bahkan, ada diantara mereka yang bersedia menyantuni empat hingga lima anak yatim," jelas Nico.
Pada akhirnya ada 320 anak yatim Palestina yang berhak mendapatkan bantuan pendidikan. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak yang kehilangan ayah akibat agresi Israel. Sementara itu, Bang Onim menjelaskan bahwa program ini adalah upaya membantu dan mengayomi anak yatim yang kehilangan ayah dan anggota keluarga lainnya yang seharusnya menanggung hidup mereka.(WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017