Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, menganggarkan Rp95 miliar di APBD Induk 2018 untuk mendanai pengembangan infrastuktur menuju kota cerdas.
"Kami sudah anggarkan R 95 miliar. Kami ingin menjadi daerag percontohan `smart city`," kata Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, dalam rapat koordinasi dan sosialisasi pengembangan sarana tekhnologi informasi di Puspem Badung, Kamis.
Dalam mengembangan "smart city" (kota cerdas) ini, Giri Prasta sudah melakukan studi komparasi ke beberapa daerah dan hasilnya digabungkan untuk dipakai di Badung.
"Apabila infrastuktur dan sistem `smart city` ini sudah terbangun, tidak berlebihan kiranya dari Badung membangun Bali," ujarnya.
Agar pengembangan "smart city" berjalan dengan baik dan lancar, dibutuhkan dukungan dari para perbekel/lurah dengan terus berkoordinasi dengan Dinas kominfo.
Bupati Giri Prasta dan Wakil Bupati Ketut Suiasa berkomitmen memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sistem dalam jaringan (online system).
"Pemkab Badung ingin mewujudkan Badung `smart sociality", dan berpihak kepada rakyat," ujarnya.
Bupati Giri Prasta menjelaskan, pengembangan smart city sudah disusun dalam anggaran perubahan tahun 2016 dan Universitas Udayana sudah mengkaji aplikasi apa yang akan dijalankan.
Berdasarkan anggaran induk Tahun 2017 dilaksanakan pembangunan gedung "Badung command center" yang dikerjakan Dinas Kominfo. "Konsep smart city ini adalah `connecting`, `controling`, dan monitoring," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Badung Weda Dharmaja mengatakan, pengembangan `smart city` ini bertujuan lebih mempermudah pelayanan dan efisiensi sehingga masyarakat juga memahami kondisi aktual di lapangan.
"Akan lebih mudah mengembangkan potensi-potensi di Badung. Kemudian, pemerintah akan mudah mengakses apa yang diprogramkan untuk masyarakat," katanya.
Oleh sebab itu, saat ini dilakukan pengembangan infrastruktur sebagai penopang utama pengembangan "smart city", seperti wifi, fiber optik (FO) dan lainnya yang akan dipasang di seluruh Wilayah Badung.
"Smart city" juga akan didukung dengan pembangunan CCTv di tempat strategis untuk merekam situasi dan terhubgng dengan Badung Command Center.
"Pemasangan kamera pengintai ini kurang lebih 90 titik dari Badung Utara hingga Badung Selatan," katanya.
Untuk memperkuat jaringan ini, rencananya tahun 2018 desa dilalui oleh FO dan wifi dipasang di seluruh banjar, puskesmas pembantu, kantor desa dan sekolah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami sudah anggarkan R 95 miliar. Kami ingin menjadi daerag percontohan `smart city`," kata Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, dalam rapat koordinasi dan sosialisasi pengembangan sarana tekhnologi informasi di Puspem Badung, Kamis.
Dalam mengembangan "smart city" (kota cerdas) ini, Giri Prasta sudah melakukan studi komparasi ke beberapa daerah dan hasilnya digabungkan untuk dipakai di Badung.
"Apabila infrastuktur dan sistem `smart city` ini sudah terbangun, tidak berlebihan kiranya dari Badung membangun Bali," ujarnya.
Agar pengembangan "smart city" berjalan dengan baik dan lancar, dibutuhkan dukungan dari para perbekel/lurah dengan terus berkoordinasi dengan Dinas kominfo.
Bupati Giri Prasta dan Wakil Bupati Ketut Suiasa berkomitmen memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sistem dalam jaringan (online system).
"Pemkab Badung ingin mewujudkan Badung `smart sociality", dan berpihak kepada rakyat," ujarnya.
Bupati Giri Prasta menjelaskan, pengembangan smart city sudah disusun dalam anggaran perubahan tahun 2016 dan Universitas Udayana sudah mengkaji aplikasi apa yang akan dijalankan.
Berdasarkan anggaran induk Tahun 2017 dilaksanakan pembangunan gedung "Badung command center" yang dikerjakan Dinas Kominfo. "Konsep smart city ini adalah `connecting`, `controling`, dan monitoring," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Badung Weda Dharmaja mengatakan, pengembangan `smart city` ini bertujuan lebih mempermudah pelayanan dan efisiensi sehingga masyarakat juga memahami kondisi aktual di lapangan.
"Akan lebih mudah mengembangkan potensi-potensi di Badung. Kemudian, pemerintah akan mudah mengakses apa yang diprogramkan untuk masyarakat," katanya.
Oleh sebab itu, saat ini dilakukan pengembangan infrastruktur sebagai penopang utama pengembangan "smart city", seperti wifi, fiber optik (FO) dan lainnya yang akan dipasang di seluruh Wilayah Badung.
"Smart city" juga akan didukung dengan pembangunan CCTv di tempat strategis untuk merekam situasi dan terhubgng dengan Badung Command Center.
"Pemasangan kamera pengintai ini kurang lebih 90 titik dari Badung Utara hingga Badung Selatan," katanya.
Untuk memperkuat jaringan ini, rencananya tahun 2018 desa dilalui oleh FO dan wifi dipasang di seluruh banjar, puskesmas pembantu, kantor desa dan sekolah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017