Singaraja, (Antara Bali) - PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti melibatkan masyarakat adat di wilayah Kecamatan Kubutambahan untuk membangun bandara di wilayah tersebut.

"Bali tidak dapat dilepaskan dari adat dan budaya dan kami tidak ingin lepas dari hal itu,` kata Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti, I Made Mangku, di Singaraja, Rabu.

Ia mengatakan, pihaknya siap melaksanakan berbagai jenis ritual dalam persiapan peletakan batu pertama bandara pertama di Bali Utara tersebut pada Agustus 2017 mendatang.

"Kami serahkan kepada tokoh adat di Kubutambahan dan Bulian untuk mengkoordinir. Pada dasarnya setiap pelaksanakan pembangunan nanti akan melibatkan desa adat yang ada di Kubutambahan," kata dia.

Made Mangku menjelaskan, pembangunan BIBU menggunakan konsep Tri Hita Karana. Setiap aspek pembangunannya harus berdasarkan pada tiga konsep tersebut yakni Parahyangan atau hubungan baik dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan memperhatikan Pura. Pawongan atau menjaga hubungan baik dengan sesama dan juga Palemahan yakni menjaga hubungan baik dengan lingkungan.

Pihaknya pun mendorong para tokoh adat menyatukan persepsi terkait program bantuan terhadap eksistensi adat dan juga perbaikan Pura di wilayah itu mnjadi lebih representatif untuk kegiatan upacara keagamaan.

"Kami siap membantu apakah Pura misalnya dibantu anggaran renovasi beberapa komponen yang rusak atau diberikan variasi lampu-lampu sehingga menarik diamati dari udara," tutur dia.

Terkait pembangunan bandara, Mangku menjelaskan proyek pembangunannya memerlukan dana mencapai Rp50 triliun. Dari jumlah dana yang dianggarkan itu paling banyak diserap untuk pembangunan dua landasan (runway) dan areal parkir pesawat terbang mencapai Rp12 triliun lebih. (bgs)      

Pewarta: Pewarta: IMB Andi Purnomo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017