Beijing (Antara Bali) - Pusat Inovasi ASEAN-China akan didirikan di Bali
untuk mendukung program kerja sama internasional Jalur Sutra dan Sabuk
Maritim Baru (One Belt, One Road).
"Tadinya mau didirikan di Singapura atau Malaysia. Tapi saya minta agar didirikan di Bali," kata Duta Besar RI untuk China, Soegeng Rahardjo, di Beijing, Jumat.
Ia bersikeras agar lembaga tersebut didirikan di Bali karena sesuai dengan spirit Presiden China Xi Jinping yang menyampaikan konsep "One Road" dalam pidatonya di depan anggota DPR-RI di Senayan pada 2013.
Sebelumnya Xi menyampaikan gagasannya mengenai "One Belt" di Astana, Kazakhstan, pada tahun yang sama. "ASEAN-China setuju sehingga diharapkan tahun ini lembaga tersebut sudah berdiri di Bali," kata Soegeng yang juga merangkap Dubes RI untuk Mongolia itu.
Didirikannya lembaga tersebut di Bali karena wilayah itu sudah sangat masyhur di dunia internasional sebagai destinasi wisata populer. "Kalau pun nanti harus mendatangkan pengamat atau pakar dari Harvard University (Amerika Serikat), pasti mau karena tempatnya di Bali," ujarnya.
Untuk merealisasikan berdirinya lembaga tersebut, lanjut dia, ASEAN-China akan bekerja sama dengan Yayasan Kura-Kura yang berkantor di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Tadinya mau didirikan di Singapura atau Malaysia. Tapi saya minta agar didirikan di Bali," kata Duta Besar RI untuk China, Soegeng Rahardjo, di Beijing, Jumat.
Ia bersikeras agar lembaga tersebut didirikan di Bali karena sesuai dengan spirit Presiden China Xi Jinping yang menyampaikan konsep "One Road" dalam pidatonya di depan anggota DPR-RI di Senayan pada 2013.
Sebelumnya Xi menyampaikan gagasannya mengenai "One Belt" di Astana, Kazakhstan, pada tahun yang sama. "ASEAN-China setuju sehingga diharapkan tahun ini lembaga tersebut sudah berdiri di Bali," kata Soegeng yang juga merangkap Dubes RI untuk Mongolia itu.
Didirikannya lembaga tersebut di Bali karena wilayah itu sudah sangat masyhur di dunia internasional sebagai destinasi wisata populer. "Kalau pun nanti harus mendatangkan pengamat atau pakar dari Harvard University (Amerika Serikat), pasti mau karena tempatnya di Bali," ujarnya.
Untuk merealisasikan berdirinya lembaga tersebut, lanjut dia, ASEAN-China akan bekerja sama dengan Yayasan Kura-Kura yang berkantor di Bali. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017