Seoul (Antara Bali) - Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri diminta
kembali membantu menjembatani upaya reunifikasi dua Korea, dalam
kunjungan kehormatannya di Blue House bertemu Presiden Korea Selatan
Moon Jae-in, Senin.
"Rupanya maksud mengundang saya kembali, untuk kemungkinan kalau bisa ikut membantu diadakannya hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan kembali (reunifikasi)," ujar Megawati seusai bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, di Seoul, Senin.
Sebagai gambaran, secara historis dulu hubungan Presiden RI pertama Soekarno dengan pemimpin Korea Utara pertama Kim Il-sung sangat baik.
Kim Il-sung pernah diundang Soekarno ke Jakarta. Dalam lawatannya di Jakarta itu Soekarno memberikan anggrek tanda persahabatan kedua negara kepada Kim Il-sung yang kemudian dikenal dengan "Diplomasi Anggrek".
Dalam kesempatan itu, Megawati pun berkenalan dengan putra Kim Il-sung yang ikut ke Jakarta, yakni Kim Jong-il hingga keduanya (Mega-Kim Jong-il) menjabat Presiden.
Seiring waktu berjalan, putra Kim Jong-il yang kini memimpin Korea Utara Kim Jong-un pun menghormati dan mempercayai sosok Megawati.
Di sisi lain saat Megawati menjabat Presiden RI, Korea Selatan dipimpin oleh sosok Kim Dae-Jung yang sangat mendambakan persatan dua Korea.
Sejak kepemimpinan Korsel dipegang Kim Dae-Jung lalu beralih ke Roh Moo-hyun, upaya reunifikasi terus dilakukan. Korsel pun meminta Megawati untuk menjembatani reunifikasi itu sejak Megawati masih menjabat Presiden RI kelima.
Namun upaya itu terhambat karena kepemimpinan di Korsel terus mengalami pergantian.
Kini pemimpin Korsel yang baru dilantik 10 Mei 2017 lalu, Moon Jae-in kembali meminta Megawati untuk membantu terwujudnya reunifikasi dua Korea.
"Tentu saya tidak secara pribadi, ini sebagai utusan dari Indonesia," ujar Megawati.
Megawati sendiri mengatakan belum mau berbicara spesifik mengenai upaya apa yang akan dilakukannya untuk membantu reunifikasi dua Korea. Namun dirinya menyiratkan bersedia membantu terwujudnya persatuan dua Korea. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Rupanya maksud mengundang saya kembali, untuk kemungkinan kalau bisa ikut membantu diadakannya hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan kembali (reunifikasi)," ujar Megawati seusai bertemu Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, di Seoul, Senin.
Sebagai gambaran, secara historis dulu hubungan Presiden RI pertama Soekarno dengan pemimpin Korea Utara pertama Kim Il-sung sangat baik.
Kim Il-sung pernah diundang Soekarno ke Jakarta. Dalam lawatannya di Jakarta itu Soekarno memberikan anggrek tanda persahabatan kedua negara kepada Kim Il-sung yang kemudian dikenal dengan "Diplomasi Anggrek".
Dalam kesempatan itu, Megawati pun berkenalan dengan putra Kim Il-sung yang ikut ke Jakarta, yakni Kim Jong-il hingga keduanya (Mega-Kim Jong-il) menjabat Presiden.
Seiring waktu berjalan, putra Kim Jong-il yang kini memimpin Korea Utara Kim Jong-un pun menghormati dan mempercayai sosok Megawati.
Di sisi lain saat Megawati menjabat Presiden RI, Korea Selatan dipimpin oleh sosok Kim Dae-Jung yang sangat mendambakan persatan dua Korea.
Sejak kepemimpinan Korsel dipegang Kim Dae-Jung lalu beralih ke Roh Moo-hyun, upaya reunifikasi terus dilakukan. Korsel pun meminta Megawati untuk menjembatani reunifikasi itu sejak Megawati masih menjabat Presiden RI kelima.
Namun upaya itu terhambat karena kepemimpinan di Korsel terus mengalami pergantian.
Kini pemimpin Korsel yang baru dilantik 10 Mei 2017 lalu, Moon Jae-in kembali meminta Megawati untuk membantu terwujudnya reunifikasi dua Korea.
"Tentu saya tidak secara pribadi, ini sebagai utusan dari Indonesia," ujar Megawati.
Megawati sendiri mengatakan belum mau berbicara spesifik mengenai upaya apa yang akan dilakukannya untuk membantu reunifikasi dua Korea. Namun dirinya menyiratkan bersedia membantu terwujudnya persatuan dua Korea. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017