Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap Rumah Sakit Bali Mandara bisa diluncurkan sesuai jadwal pada Agustus 2017 bertepatan dengan Hari Jadi Provinsi Bali.

Di sela-sela menghadiri sidang paripurna DPRD Provinsi Bali di Denpasar, Senin , Pastika mengakui masih ada masalah terkait pengadaan alat kesehatan di rumah sakit berstandar internasional tersebut.

"Ada masalah pengadaan alat kesehatannya karena tidak semuanya ada di e-katalog sehingga harus melalui proses lelang. Sekarang dalam proses lelang," ujarnya.

Oleh karena itu, orang nomor satu di Bali itu berharap proses lelangnya lancar sehingga Agustus mendatang bisa diluncurkan.

"Kami juga tidak mau membuka (RS-red) jika alatnya tidak lengkap, kalau terjadi sesuatu, malah salah," kata Pastika.

Ia mengatakan alat-alat kesehatan yang sudah ada, sudah menjalani proses uji fungsi.

Di sisi lain, tambah dia, tenaga kontrak yang direkrut untuk operasional RS Bali Mandara akan menjalani "training" mulai 1 Juni 2017. Proses pelatihan langsung dilaksanakan di RS yang berlokasi di kawasan wisata Sanur, Denpasar, itu.

"Trainingnya langsung di sana. Di situ `kan sudah ada dokter-dokter senior dan berpengalaman," ujar mantan Kapolda Bali itu.

Dengan belum lengkapnya alat kesehatan di RS Bali Mandara, otomatis rencana Gubernur Bali yang semula ingin RS tersebut dioperasikan untuk beberapa layanan mulai Mei ini tertunda.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan RS Bali Mandara akan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik dari sisi sistemnya, alat kesehatan, dan SDM, termasuk melibatkan kerja sama dengan sejumlah RS ternama di luar negeri.

"Meskipun berstandar internasional dan akan menjadi rujukan dari RSUD di kabupaten/kota, bukan berarti RS tersebut sepenuhnya untuk wisatawan asing. Di sana juga tetap melayani pasien umum dan rujukan pasien Jaminan Kesehatan Nasional," ujarnya.

RS unggulan Pemprov Bali direncanakan akan menyediakan layanan unggulan berupa layanan kanker terpadu. Di samping juga dilengkapi sekitar 20 poliklinik spesialis, layanan rawat inap, UGD, PICU, NICU, alat rontgen serta CT-scan canggih dan sebagainya.

"Kami targetkan FS (feasibility study) dan DED (detail engineering design) untuk gedung layanan kanker selesai tahun ini sehingga proses pembangunan gedungnya bisa dimulai 2018," ucap Suarjaya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017