Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan peringkat layak investasi ("investment grade") yang diberikan
lembaga pemeringkat internasional S&P merupakan bukti pemerintah
mampu menjaga tata kelola keuangan dan stabilitas ekonomi dengan baik.
"Semua telah kita lakukan dengan menjaga tata kelola dan instrumen dengan baik," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani mengatakan selama ini pemerintah berupaya meningkatkan daya saing bangsa melalui pemberian alokasi dalam APBN untuk belanja infrastruktur, pendidikan maupun kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dalam sumber daya manusia.
Pengelolaan fiskal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut, tambah dia, telah dilakukan secara optimal, tanpa menimbulkan risiko yang berlebih terhadap keberlangsungan APBN. Kondisi ini memberikan rasa aman kepada pelaku usaha dan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
"Tujuan tercapai, tata kelola bisa kita jaga. Confidence itu nilainya luar biasa besar. Begitu tidak ada confidence, ekonomi akan mengalami kesulitan cukup besar," kata Sri Mulyani.
Untuk itu, kenaikan peringkat utang Indonesia merupakan hal yang positif karena telah memberikan prospek investasi yang baik bagi perekonomian nasional. Namun, pemerintah akan tetap fokus menjaga tata kelola yang baik, meski tantangan mewujudkan masyarakat adil dan makmur sangat besar.
Ia menyakini peringkat layak investasi yang disertai pemberian opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2016 dari Badan Pemeriksa Keuangan bisa menjadi momentum pembenahan untuk mengejar berbagai target pembangunan.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional S&P telah menempatkan Indonesia pada layak investasi ("investment grade") dengan menaikkan peringkat utang Indonesia pada tingkat BBB-/stable outlook. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Semua telah kita lakukan dengan menjaga tata kelola dan instrumen dengan baik," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Sri Mulyani mengatakan selama ini pemerintah berupaya meningkatkan daya saing bangsa melalui pemberian alokasi dalam APBN untuk belanja infrastruktur, pendidikan maupun kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dalam sumber daya manusia.
Pengelolaan fiskal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut, tambah dia, telah dilakukan secara optimal, tanpa menimbulkan risiko yang berlebih terhadap keberlangsungan APBN. Kondisi ini memberikan rasa aman kepada pelaku usaha dan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
"Tujuan tercapai, tata kelola bisa kita jaga. Confidence itu nilainya luar biasa besar. Begitu tidak ada confidence, ekonomi akan mengalami kesulitan cukup besar," kata Sri Mulyani.
Untuk itu, kenaikan peringkat utang Indonesia merupakan hal yang positif karena telah memberikan prospek investasi yang baik bagi perekonomian nasional. Namun, pemerintah akan tetap fokus menjaga tata kelola yang baik, meski tantangan mewujudkan masyarakat adil dan makmur sangat besar.
Ia menyakini peringkat layak investasi yang disertai pemberian opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2016 dari Badan Pemeriksa Keuangan bisa menjadi momentum pembenahan untuk mengejar berbagai target pembangunan.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional S&P telah menempatkan Indonesia pada layak investasi ("investment grade") dengan menaikkan peringkat utang Indonesia pada tingkat BBB-/stable outlook. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017