Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menegaskan banyak negara sangat peduli terhadap isu terorisme terutama di daerah tujuan wisata.
"Oleh sebab itu pemerintah Indonesia sangat mendukung upaya kerja sama termasuk pelaksanaan workshop dalam menyusun strategi bagaimana tujuan wisata aman dan nyaman dari ancaman terorisme," kata Wiranto di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Menko Polhukam Wiranto mengatakan hal itu pada pembukaan "APEC Workshop on Strengthening Tourism Business Resilience Against The Impact of Terrorist Attack" di Nusa Dua, Bali yang berlangsung selama dua hari, 9-10 Mei 2017.
Dalam siaran Pers Biro Humas Pemprov Bali, Menko Polhukam dalam kesempatan itu didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius dan Ketua APEC CTGW James Nachipo.
"Pengalaman kita, kalau tujuan wisata diserang terorisme, maka mematikan daerah tersebut," ujar Menko Wiranto.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada kesempatan itu juga mengatakan Bali mendapat pelajaran dari aksi terorisme tahun 2002 yang mengguncang pariwisata dan ekonomi Bali, bahkan Indonesia.
Menurutnya, Bali yang sesungguhnya aman dan damai mendadak bisa jadi target teroris. Itulah sebabnya semua pihak perlu menyadari bahwa teroris bisa menyerang dimana saja, kapan saja dan ini mengancam pariwisata global.
"Oleh sebab itu, sangat krusial untuk memiliki institusi yang berfungsi untuk mencegah dan melawan terorisme serta kerja sama yang kuat di antara institusi internasional dan antarnegara," kata Pastika yang juga mantan Kapolda yang sempat menangani kasus bom Bali tersebut.
APEC Workshop tersebut dihadiri anggota APEC CTGW, yakni Australia, Chile, Kanada, China, Malaysia, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Taiwan, Amerika Serikat, Selandia Baru, Thailand, Vietnam dan tuan rumah Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Oleh sebab itu pemerintah Indonesia sangat mendukung upaya kerja sama termasuk pelaksanaan workshop dalam menyusun strategi bagaimana tujuan wisata aman dan nyaman dari ancaman terorisme," kata Wiranto di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Menko Polhukam Wiranto mengatakan hal itu pada pembukaan "APEC Workshop on Strengthening Tourism Business Resilience Against The Impact of Terrorist Attack" di Nusa Dua, Bali yang berlangsung selama dua hari, 9-10 Mei 2017.
Dalam siaran Pers Biro Humas Pemprov Bali, Menko Polhukam dalam kesempatan itu didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius dan Ketua APEC CTGW James Nachipo.
"Pengalaman kita, kalau tujuan wisata diserang terorisme, maka mematikan daerah tersebut," ujar Menko Wiranto.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada kesempatan itu juga mengatakan Bali mendapat pelajaran dari aksi terorisme tahun 2002 yang mengguncang pariwisata dan ekonomi Bali, bahkan Indonesia.
Menurutnya, Bali yang sesungguhnya aman dan damai mendadak bisa jadi target teroris. Itulah sebabnya semua pihak perlu menyadari bahwa teroris bisa menyerang dimana saja, kapan saja dan ini mengancam pariwisata global.
"Oleh sebab itu, sangat krusial untuk memiliki institusi yang berfungsi untuk mencegah dan melawan terorisme serta kerja sama yang kuat di antara institusi internasional dan antarnegara," kata Pastika yang juga mantan Kapolda yang sempat menangani kasus bom Bali tersebut.
APEC Workshop tersebut dihadiri anggota APEC CTGW, yakni Australia, Chile, Kanada, China, Malaysia, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Taiwan, Amerika Serikat, Selandia Baru, Thailand, Vietnam dan tuan rumah Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017