Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menghadiri dan melakukan persembahyangan bersama dalam upacara ritual "Padudusan dan Mupuk Pedagingan" di Pura Gedong Linggih Ratu Pemayun Agung, Jumat.
Dalam upacara keagamaan tersebut juga dihadiri tokoh masyarakat, Ida Cokorda Pemecutan XI serta undangan lainnya. Kegiatan tersebut dipimpin rohaniawan Hindu Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Geriya Sari Tegal, Kota Denpasar.
Humas Kegiatan Ritual Pura Gedong Ratu Agung Pemayun, Anak Agung Ngurah Jaya Lantara di Denpsar mengatakan, prosesi upacara tersebut dimulai sejak bulan Januari lalu dengan diawali "Paruman Alit Pengemong" (rapat anggota) Pura Pemerajan Agung Jenggala.
Selanjutnya dilakukan pembangunan "bale pesamuan" atau balai pertemuan dan dilakukan upacara pembersihan secara spiritual (pemelaspas) sarana upakara "Prayascita Durmenggala".
Lebih lanjut Ngurah Jaya mengatakan pada 23-30 April dilanjutkan dengan upacara "Nunas Tirta Pekuluh" atau memohon air suci di Pura Khayangan Jagat di seluruh Bali.
"Puncak karya Padudusan dan Ngenteg Linggih di Pura Pemerajan Agung Jenggala pada 10 Mei mendatang yang bertepatan dengan `Rahina Purnama` atau bulan penuh dengan sarana upakara `Caru Wrespati Kalpa Asu Belangbungkem, bebek belang kalung, ayam, caru isi bebangkit`," kata Jaya Lantara menjelaskan.
Sementara itu, Wali Kota Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Kabag Kesra Kota Denpasar IGN Bagus Mataram, mengaku bangga dengan semangat warga untuk melakukan "Upacara Yadnya" (upacara secara tulus ikhlas) serta mengharapkan kondisi ini bisa terus dijaga.
"Saya dukung semangat warga masyarakat dalam melakukan pembangunan dan Upacara Yadnya semakin meningkat, ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman akan pentingnya Parahyangan untuk kegiatan adat, dan agama semakin baik, dan ini harus terus ditumbuhkembangkan, serta yang terpenting harus lebih menjaga kesucian Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan serta mampu memupuk rasa kebersamaan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Dalam upacara keagamaan tersebut juga dihadiri tokoh masyarakat, Ida Cokorda Pemecutan XI serta undangan lainnya. Kegiatan tersebut dipimpin rohaniawan Hindu Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Geriya Sari Tegal, Kota Denpasar.
Humas Kegiatan Ritual Pura Gedong Ratu Agung Pemayun, Anak Agung Ngurah Jaya Lantara di Denpsar mengatakan, prosesi upacara tersebut dimulai sejak bulan Januari lalu dengan diawali "Paruman Alit Pengemong" (rapat anggota) Pura Pemerajan Agung Jenggala.
Selanjutnya dilakukan pembangunan "bale pesamuan" atau balai pertemuan dan dilakukan upacara pembersihan secara spiritual (pemelaspas) sarana upakara "Prayascita Durmenggala".
Lebih lanjut Ngurah Jaya mengatakan pada 23-30 April dilanjutkan dengan upacara "Nunas Tirta Pekuluh" atau memohon air suci di Pura Khayangan Jagat di seluruh Bali.
"Puncak karya Padudusan dan Ngenteg Linggih di Pura Pemerajan Agung Jenggala pada 10 Mei mendatang yang bertepatan dengan `Rahina Purnama` atau bulan penuh dengan sarana upakara `Caru Wrespati Kalpa Asu Belangbungkem, bebek belang kalung, ayam, caru isi bebangkit`," kata Jaya Lantara menjelaskan.
Sementara itu, Wali Kota Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Kabag Kesra Kota Denpasar IGN Bagus Mataram, mengaku bangga dengan semangat warga untuk melakukan "Upacara Yadnya" (upacara secara tulus ikhlas) serta mengharapkan kondisi ini bisa terus dijaga.
"Saya dukung semangat warga masyarakat dalam melakukan pembangunan dan Upacara Yadnya semakin meningkat, ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman akan pentingnya Parahyangan untuk kegiatan adat, dan agama semakin baik, dan ini harus terus ditumbuhkembangkan, serta yang terpenting harus lebih menjaga kesucian Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan serta mampu memupuk rasa kebersamaan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017