Gianyar (Antara Bali) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengharapkan adanya zonasi pembangunan hotel karena jumlah akomodasi terus bertambah tetapi tidak sebanding dengan wisatawan yang datang.

Ketua PHRI Bali Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati dalam rapat kerja daerah perhimpunan itu di Ubud, Kabupaten Gianyar, Selasa, mengungkapkan topik zonasi pembangunan perhotelan itu menjadi pembahasan dalam pertemuan tahun ini dan akan dibawa ke pertemuan tingkat nasional untuk dicarikan solusi.

Menurut dia, ketidakseimbangan antara jumlah akomodasi dengan wisatawan yang datang tersebut menimbulkan perebutan pasar sehingga menyebabkan pelaku perhotelan banting harga dan berpengaruh terhadap harga kamar yang semakin menurun.

Pria yang akrab disapa Cok Ace itu mengatakan banyaknya akomodasi hingga hotel non-bintang dan hotel murah memberi dampak pada penurunan hotel berbintang yang diprediksi hingga 5-8 persen.

"Ini akibat dari tidak terkontrolnya pembangunan akomodasi, kemudian tidak ada zonasi, sehingga semuanya tidak tertata dengan baik," ucapnya.

Cok Ace berharap pemerintah bisa mempertimbangkan dan mengajak asosiasi, khususnya dalam penentuan atau pengeluaran izin akomodasi baru, sehingga pembangunan itu terkontrol dan pertumbuhan pariwisata Bali merata dengan tingkat okupansi hotel semakin membaik.

Selain terkait zonasi, beberapa isu yang dibahas pada pertemuan itu di antaranya peraturan tenaga kerja kontrak dan perkembangan pariwisata Bali terkini. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017