Jakarta (Antara Bali) - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang ber-helm saat berjalan
pulang usai melaksanakan shalat subuh di masjid dekat rumahnya.
Wisnu Broto, Ketua RT 03 RW 010 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 05.10 WIB.
"Pak Novel setelah shalat biasanya langsung pulang siap-siap berangkat kerja. Setelah beberapa saat meninggalkan masjid, dia kembali lagi sambil berteriak," kata Wisnu yang saat itu berada di Masjid Jami Al-Ihsan, tempat Novel sebelumnya shalat.
Ia menjelaskan, warga yang masih berdzikir di dalam masjid dikejutkan oleh suara teriakan Novel yang kemudian berhamburan keluar.
"Pak Novel langsung ngucurin air yang biasa dipakai untuk wudhu di masjid ke wajahnya. Dia kucurin terus sambil minta dibawa ke rumah sakit," kata Wisnu.
Wisnu dan warga lainnya pun akhirnya membawa Novel ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
"Kejadiannya begitu cepat," kata dia.
Sementara itu, salah seorang warga, Mardiah (49), yang tinggal di depan lokasi penyiraman air keras, mendengar teriakan serta suara cangkir besi terjatuh ke aspal.
"Saya dengar suara 'klonteng', dan kemudian saya baru tau itu cangkir yang dipakai buat nyiram air keras dan jatuh ke aspal. Kemudian saya dengar suara teriakan, kirain maling, taunya Pak Novel," kata wanita yang saat kejadian hendak membuang sampah itu.
Mardiah juga mendengar suara motor kencang dan pergi menjauh yang diduga sebagai pelaku.
"Pak Novel hampir tiap hari shalat subuh di masjid, mungkin sudah diintai, soalnya beberapa hari sebelumnya saya liat ada orang mencurigakan, sembunyi di sebelah mobil, pagi-pagi, tapi enggak tau juga apa itu ada hubungannya," kata dia.
Saat ini, aparat keamanan telah memasang garis polisi di depan rumah antara nomor T/10 dan T/11 tempat dua orang yang berboncengan naik sepeda motor menyiram Novel dengan air keras. Novel tinggal di rumah nomor T/8.
Sisa air keras masih meninggalkan bercak-bercak putih di jalan. Rumah Novel dan masjid tersebut berjarak sekitar 50 meter. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Wisnu Broto, Ketua RT 03 RW 010 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 05.10 WIB.
"Pak Novel setelah shalat biasanya langsung pulang siap-siap berangkat kerja. Setelah beberapa saat meninggalkan masjid, dia kembali lagi sambil berteriak," kata Wisnu yang saat itu berada di Masjid Jami Al-Ihsan, tempat Novel sebelumnya shalat.
Ia menjelaskan, warga yang masih berdzikir di dalam masjid dikejutkan oleh suara teriakan Novel yang kemudian berhamburan keluar.
"Pak Novel langsung ngucurin air yang biasa dipakai untuk wudhu di masjid ke wajahnya. Dia kucurin terus sambil minta dibawa ke rumah sakit," kata Wisnu.
Wisnu dan warga lainnya pun akhirnya membawa Novel ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
"Kejadiannya begitu cepat," kata dia.
Sementara itu, salah seorang warga, Mardiah (49), yang tinggal di depan lokasi penyiraman air keras, mendengar teriakan serta suara cangkir besi terjatuh ke aspal.
"Saya dengar suara 'klonteng', dan kemudian saya baru tau itu cangkir yang dipakai buat nyiram air keras dan jatuh ke aspal. Kemudian saya dengar suara teriakan, kirain maling, taunya Pak Novel," kata wanita yang saat kejadian hendak membuang sampah itu.
Mardiah juga mendengar suara motor kencang dan pergi menjauh yang diduga sebagai pelaku.
"Pak Novel hampir tiap hari shalat subuh di masjid, mungkin sudah diintai, soalnya beberapa hari sebelumnya saya liat ada orang mencurigakan, sembunyi di sebelah mobil, pagi-pagi, tapi enggak tau juga apa itu ada hubungannya," kata dia.
Saat ini, aparat keamanan telah memasang garis polisi di depan rumah antara nomor T/10 dan T/11 tempat dua orang yang berboncengan naik sepeda motor menyiram Novel dengan air keras. Novel tinggal di rumah nomor T/8.
Sisa air keras masih meninggalkan bercak-bercak putih di jalan. Rumah Novel dan masjid tersebut berjarak sekitar 50 meter. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017