Semarapura (Antara Bali) - Bank Indonesia Wilayah Denpasar menyatakan, nilai kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali sampai Februari 2011 meningkat 33,3 persen dibandingkan periode sama 2010.
"Jumlah kredit UMKM di Pulau Dewata sampai Februari senilai Rp24 triliun, meningkat cukup tinggi dari 2010 yang jumlahnya hanya Rp18 triliun," kata Pengawas Bank Madya BI Wilayah Denpasar, Armen, usai penandatanganan perjanjian kerja sama BNI-Desa Kamasan membentuk "Kampoeng BNI" di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Senin.
Dia menjelaskan, peningkatan nilai kredit itu mencapai Rp6 triliun. Peningkatan tersebut diperkirakan akan terus berlangsung sampai akhir tahun ini.
Jumlah tersebut memang meningkat, katanya, namun masih cukup jauh nilainya dari sembilan provinsi lainnya yang dijadikan lokasi proyek pengembangan penyaluran kredit UMKM di Indonesia.
Saat ini, jumlah kredit tertinggi di daerah DKI Jakarta dengan nilainya mencapai Rp196 triliun, disusul oleh Jawa Barat Rp146 triliun.
"Sedangkan jumlah kredit UMKM secara nasional, seluruhnya adalah Rp974 triliun. Jumlah tersebut hampir 50 persen lebih dari total kredit yang disalurkan oleh bank sebesar Rp1.784 triliun ," ujarnya.
Armen menjelaskan, jumlah kredit UMKM sebesar Rp974 triliun itu dengan rincian, Rp284 triliun untuk kredit usaha mikro, Rp407 triliun disalurkan pada kredit usaha kecil dan Rp282 triliun untuk usaha menengah.
Dana kredit yang disalurkan untuk usaha mikro berplafon maksimal Rp50 juta, usaha menengah antara Rp50-Rp500 juta, sedangkan untuk usaha menengah berplafon Rp500 juta-Rp5 miliar.
"Dari sisi suplai, Bank Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan perbankan sehingga dapat meningkatkan pemberian kredit kepada UMKM namun tetap 'prudent'," katanya.
Sedangkan dari sisi permintaan, kebijakan BI lebih difokuskan pada penguatan lembaga pendamping UMKM melalui peningkatan kapasitas usaha dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian yang menunjang pemberian kredit kepada UMKM.
UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pascakrisis ekonomi.
Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Jumlah kredit UMKM di Pulau Dewata sampai Februari senilai Rp24 triliun, meningkat cukup tinggi dari 2010 yang jumlahnya hanya Rp18 triliun," kata Pengawas Bank Madya BI Wilayah Denpasar, Armen, usai penandatanganan perjanjian kerja sama BNI-Desa Kamasan membentuk "Kampoeng BNI" di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Senin.
Dia menjelaskan, peningkatan nilai kredit itu mencapai Rp6 triliun. Peningkatan tersebut diperkirakan akan terus berlangsung sampai akhir tahun ini.
Jumlah tersebut memang meningkat, katanya, namun masih cukup jauh nilainya dari sembilan provinsi lainnya yang dijadikan lokasi proyek pengembangan penyaluran kredit UMKM di Indonesia.
Saat ini, jumlah kredit tertinggi di daerah DKI Jakarta dengan nilainya mencapai Rp196 triliun, disusul oleh Jawa Barat Rp146 triliun.
"Sedangkan jumlah kredit UMKM secara nasional, seluruhnya adalah Rp974 triliun. Jumlah tersebut hampir 50 persen lebih dari total kredit yang disalurkan oleh bank sebesar Rp1.784 triliun ," ujarnya.
Armen menjelaskan, jumlah kredit UMKM sebesar Rp974 triliun itu dengan rincian, Rp284 triliun untuk kredit usaha mikro, Rp407 triliun disalurkan pada kredit usaha kecil dan Rp282 triliun untuk usaha menengah.
Dana kredit yang disalurkan untuk usaha mikro berplafon maksimal Rp50 juta, usaha menengah antara Rp50-Rp500 juta, sedangkan untuk usaha menengah berplafon Rp500 juta-Rp5 miliar.
"Dari sisi suplai, Bank Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan perbankan sehingga dapat meningkatkan pemberian kredit kepada UMKM namun tetap 'prudent'," katanya.
Sedangkan dari sisi permintaan, kebijakan BI lebih difokuskan pada penguatan lembaga pendamping UMKM melalui peningkatan kapasitas usaha dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian yang menunjang pemberian kredit kepada UMKM.
UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pascakrisis ekonomi.
Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011