Semarapura (Antara Bali) - Bank Negara Indonesia Wilayah Bali-Nusra bekerja sama dengan Pemkab Klungkung membentuk "Kampoeng BNI" yang pertama di Pulau Dewata di Desa Kamasan, Semarapura, yang terkenal sebagai sentra aneka kerajinan.
"Kampoeng BNI adalah suatu model kemitraan di suatu kawasan produktif terpadu yang terdiri atas satu atau lebih jenis usaha mikro dan kecil (UMK) yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah setempat," kata CEO BNI Wilayah Bali-Nusra, Suhendry Hafni.
Ia mengungkapkan hal itu di sela-sela acara penandatanganan perjanjian kerja sama bank tersebut dengan pihak Desa Kamasan, Semarapura, Kabupaten Klungkung, Senin.
Menurut Suhendry, Desa Kamasan yang pertama dibentuk sebagai "Kampoeng BNI" itu memiliki berbagai sentra usaha kerajinan yang sudah terkenal di mancanegara.
Desa tersebut terpilih, karena usaha kerajinan seperti lukisan wayang Kamasan, uang kepeng, kerajinan emas dan perak, telah banyak dijual ke sejumlah daerah, selain diekspor ke berbagai negara.
"Tujuan dari program ini untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi mandiri," ujarnya.
Suhendry mengatakan, ada beberapa program untuk meningkatkan kemampuan usaha kerajinan masyarakat di desa tersebut, antara lain program pendampingan dalam rangka meningkatkan kapasitas usaha dan pemberian pinjaman dengan bunga rendah untuk modal kerja.
Sementara Cok IA Widiasari, analis kredit standar BNI mengatakan, ada sekitar 250 perajin di Desa Kamasan yang berpotensi memperoleh pinjaman bunga rendah dari banknya.
"Setiap perajin memperoleh pinjaman tanpa agunan maksimal Rp10 juta, sedangkan yang menggunakan jaminan bisa memperoleh lebih besar dan bervariasi," katanya.
Bunga pinjamannya cukup rendah, yakni bunga efektif sebesar enam persen dan cara pembayarannya juga bervariasi sesuai dengan jumlah pinjaman dan kemampuannya.
"Selain memberikan pinjaman, kami juga akan membantu mempromosikan hasil kerajinan milik perajin Desa Kamasan dengan turut memperkenalkannya lewat pameran tingkat nasional maupun internasional," katanya.
Widiasari menjelaskan, pihaknya akan membawa dua orang perajin untuk mengikuti pameran kerajinan tingkat nasional di Jakarta, 20-24 April 2011.
"Kampoeng BNI" telah dibentuk di beberapa desa di luar Bali, tersebar di lima provinsi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Kampoeng BNI adalah suatu model kemitraan di suatu kawasan produktif terpadu yang terdiri atas satu atau lebih jenis usaha mikro dan kecil (UMK) yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah setempat," kata CEO BNI Wilayah Bali-Nusra, Suhendry Hafni.
Ia mengungkapkan hal itu di sela-sela acara penandatanganan perjanjian kerja sama bank tersebut dengan pihak Desa Kamasan, Semarapura, Kabupaten Klungkung, Senin.
Menurut Suhendry, Desa Kamasan yang pertama dibentuk sebagai "Kampoeng BNI" itu memiliki berbagai sentra usaha kerajinan yang sudah terkenal di mancanegara.
Desa tersebut terpilih, karena usaha kerajinan seperti lukisan wayang Kamasan, uang kepeng, kerajinan emas dan perak, telah banyak dijual ke sejumlah daerah, selain diekspor ke berbagai negara.
"Tujuan dari program ini untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi mandiri," ujarnya.
Suhendry mengatakan, ada beberapa program untuk meningkatkan kemampuan usaha kerajinan masyarakat di desa tersebut, antara lain program pendampingan dalam rangka meningkatkan kapasitas usaha dan pemberian pinjaman dengan bunga rendah untuk modal kerja.
Sementara Cok IA Widiasari, analis kredit standar BNI mengatakan, ada sekitar 250 perajin di Desa Kamasan yang berpotensi memperoleh pinjaman bunga rendah dari banknya.
"Setiap perajin memperoleh pinjaman tanpa agunan maksimal Rp10 juta, sedangkan yang menggunakan jaminan bisa memperoleh lebih besar dan bervariasi," katanya.
Bunga pinjamannya cukup rendah, yakni bunga efektif sebesar enam persen dan cara pembayarannya juga bervariasi sesuai dengan jumlah pinjaman dan kemampuannya.
"Selain memberikan pinjaman, kami juga akan membantu mempromosikan hasil kerajinan milik perajin Desa Kamasan dengan turut memperkenalkannya lewat pameran tingkat nasional maupun internasional," katanya.
Widiasari menjelaskan, pihaknya akan membawa dua orang perajin untuk mengikuti pameran kerajinan tingkat nasional di Jakarta, 20-24 April 2011.
"Kampoeng BNI" telah dibentuk di beberapa desa di luar Bali, tersebar di lima provinsi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011