Denpasar (Antara Bali) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali meminta Dinas Peternakan kabupaten/kota untuk melakukan pengecekan kondisi kesehatan babi yang ada di masyarakat menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh pada 5 April 2017.

"Kami sudah minta teman-teman kabupaten yang memiliki unit pelaksana teknis (UPT) hingga di kecamatan untuk mengecek kondisi kesehatan babi di masyarakat, sambil melakukan sosialisasi," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali I Putu Sumantra, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, pengecekan itu terutama terkait rencana pemotongan babi untuk kebutuhan ritual Galungan yang akan dilakukan oleh "sekaa-sekaa" atau kelompok masyarakat.

"Kalau pemotongan yang dilakukan di rumah potong hewan (RPH), tentunya sudah ada dokter hewannya sendiri," ucapnya.

Sumantra sangat mengharapkan agar masyarakat benar-benar memperhatikan faktor kesehatan babi yang akan dipotong, tidak hanya untuk kepentingan Galungan, namun juga untuk ritual lainnya, terlebih untuk kepentingan konsumsi.

"Tolong dicek babinya, babi harus sehat, dan ini bisa dengan minta bantuan kepada petugas. Intinya yakinkan bahwa babi yang akan dipotong itu dalam kondisi sehat," ujarnya.

Demikian juga tempat untuk melakukan pemotongan, lanjut dia, juga haruslah bersih, dengan air yang terjamin kebersihannya serta alat yang digunakan harus bersih.

"Ketika ada bibit penyakit dalam daging babi, sesungguhnya belum tentu babinya yang bermasalah, mungkin tempat dan airnya terkontaminasi bibit penyakit, sehingga masuklah ke daging babi. Celakanya malah babinya sering dipermasalahkan," kata Sumantra.

Dia menambahkan, meskipun sudah yakin bersih tempat, alat, hingga air yang digunakan, tetapi sekarang ini mesti diingat cuaca seringkali tidak menentu. "Oleh sebab itu, masak setiap makanan yang berasal dari daging sampai benar-benar matang," ucapnya.

Pihaknya juga mengingatkan supaya para peternak rajin-rajin membersihkan kandang dan menyemprotkan desinfektan, supaya kuman bisa mati. Di sisi lain, Sumantra pun meminta masyarakat untuk tidak takut berlebihan untuk mengkonsumsi daging babi meskipun sebelumnya sempat muncul kasus Meningitis Streptococcus Suis (MSS) atau Meningitis Babi pada sejumlah kabupaten di Bali.

Untuk kebutuhan babi saat Galungan nanti, pihaknya memprediksi jumlah pemotongan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat mencapai 50-60 ribu ekor, itu belum termasuk yang dilakukan di rumah potong hewan. "Yang jelas stok babi kita aman, karena jumlah babi keseluruhan di Bali itu hampir satu juta ekor," ujar Sumantra. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017